Bertahun-tahun Sungai Ini Dibiarkan Tercemar

1567

Pasuruan (WartaBromo.com) – Selama bertahun-tahun sungai di Dusun Selokambang, Desa Gununggangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan ini diduga tercemar.

Selama itu pula masyarakat dusun setempat ‘dipaksa’ menciumi bau busuk yang bersumber dari sungai tersebut saban hari. Protes yang dilakukan tak pernah membuahkan hasil.

Evi, salah satu warga setempat yang ditemui media ini tak lagi ingat kapan sungai yang membelah permukiman warga itu terlihat bersih terakhir kali.

“Sudah lama Mbak. Tiap hari ya hitam begini, berbau,” katanya saat ditemui WartaBromo.com di lokasi.

Warga pun, lanjut Evi sudah berulangkali melakukan protes. Tapi, tak pernah membuahkan hasil. Nyatanya, air sungai yang mengalir tetap saja berwarna hitam pekat dan berbau.

Baca Juga :   Polisi Sebut Atap SDN Gentong Tak Sesuai Spesifikasi

Dia mengatakan, bau yang tercium dan warna yang terlihat saat ini masih bisa ditolerir. “Kalau dulu malah warnanya lebih pekat, dan bau yang paling parah bisa seperti kotoran manusia (tinja, Red),” ungkap wanita yang rumahnya dekat dengan sungai ini.

Dikatakannya, bau tersebut akan lebih tajam ketika ada aktivitas pabrik atau pada saat hari kerja. Jika hari libur, bau yang dihasilkan tidak terlalu tajam, namun warna masih tetap hitam.

“Pernah sesekali hanya warnanya saja, gak ada bau,” sambungnya.

Ia berujar, tercemarnya air sungai itu diduga akibat aliran limbah yang dibuang sembarangan oleh beberapa pabrik sekitar yang tidak bertanggung jawab. Seperti pabrik pengolah udang dan potong ayam.

Baca Juga :   Kuota Transmigrasi di Kabupaten Pasuruan Dijatah 5 KK

“Memang yang paling parah dari 2 pabrik tersebut itu pabrik udang. Tapi kalau dulu gak hanya 2 pabrik itu, ada pabrik karton juga,” ujarnya.

Selain melakukan protes dan demo, dikatakan Evi warganya melalui karang taruna juga sempat mengadu ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan. “Pernah disurvei beberapa kali juga sama dinas,” ujarnya.

Hasilnya, meski tidak separah dulu, namun air sungai yang dulunya bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan rumah tangga kini hanya sebagai penghias desa saja.

“Dulu airnya masih jernih, bahkan bisa buat mandi dan dikonsumsi. Sekarang, jangankan buat mandi, anak-anak tidak ada yang diperbolehkan main di situ (sungai, red),” pungkas wanita yang memiliki 2 anak ini. (nul/asd)