Kelebihan Muatan, Kapal Penyeberangan Pulau Gili Karam

1628

Sumberasih (wartabromo.com) – Sebuah kapal penyeberangan Kota Probolinggo – Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Tenggelam. Dugaan sementara, kapal tenggelam karena kelebihan muatan.

Peristiwa nahas itu dialami KMN Mandala bertonase 4GT. Kapal yang seharusnya digunakan untuk memuat orang atau penumpang itu, dialih fungsikan menjadi kapal pengangkut ikan hasil tangkapan nelayan, karena sepi penumpang.

Informasi yang dihimpun, kapal milik Busar, warga Pulau Gili Ketapang itu, bertolak ke Pelabuhan Tanjung Tembaga Probolinggo, untuk setor ikan hasil tangkapan nelayan. Akibat dari kejadian ini, pemilik mengalami kerugian antara Rp5 juta hingga Rp10 juta.

“Diduga muatan kapal itu, melebihi kapasitas yang ditampungnya. Selain itu, lambung kapal rendah, sehingga air masuk ke badan kapal,” terang Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Tembaga Probolinggo, Capt. Subuh Fakkurrohman, Rabu (27/5/2020).

Baca Juga :   Harga Pertalite Kini Setara Premium, hingga APBD Kabupaten Probolinggo Tahun 2021 Rawan Jebol | Koran Online 12 Nov

KSOP, pertama kali mendengar kabar kapal karam itu, melalui panggilan darurat dari stasiun radio pantai (SRP) Probolinggo. “Begitu ada laporan, kami merapat ke lokasi, dan memberikan pertolongan,” imbuhnya.

Beruntung, insiden itu tidak sampai merenggut nyawa. Sejumlah ABK yang turut serta dalam pelayaran tersebut, selamat. Sebelum ada bantuan dari pihak KSOP, sejumlah nelayan lain sudah turut mengamankan kapal yang karam. Guna mengevakuasi kapal yang karam, sedikitnya ada beberapa kapal nelayan lain yang membantu.

“Jadi sebagian muatan kapal kami bantu evakuasi, serta kapal yang karam ditarik ke pelabuhan. Oleh kapal nelayan yang lain,” kata Subuh.

Saat kejadian, cuaca di lokasi kejadian atau 1,5 mil dari Pulau Gili ke arah Probolinggo, sedang kondusif. Subuh menyebut, gelombang tidak ada, angin kencang tidak ada, sehingga arus juga tenang.

Baca Juga :   Empat Hari Jelang Nyepi, Hindu Tengger Gelar Melasti 

“Jadi ini murni karena kelebihan muatan. Kami imbau masyarakat untuk memperhatikan aspek keselamatan saat berlayar. Mulai dari alat evakuasi, sampai kapasitas muatan yang bisa ditampung kapal,” tutupnya. (lai/saw)