Bupati Probolinggo Tegaskan Tak Tutup Pasar

1468

Kraksaan (wartabromo.com) – Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari menegaskan tidak akan menutup pasar tradisional, meski ada pedagang yang positif Covid-19. Dampak ekonomi dan sosial menjadi pertimbangannya.

“Memang sangat mengkhawatirkan, tapi ikhtiar kami meminimalisir opsi itu. Karena kalau opsi itu, kami ambil efeknya luar biasa. Ekonomi tidak jalan dan masyarakat pasti kebingungan untuk memenuhi kebutuhan pokok,” ujar Bupati Probolinggo dalam sebuah wawancara.

Karenanya, Pemkab Probolinggo melakukan rapid test massal kepada pedagang pasar. Cara ini ditempuh sebagai skrining awal atau pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui apakah seseorang berisiko lebih tinggi mengalami suatu masalah kesehatan. Jika dalam rapid test itu, hasilnya reaktif maka pedagang yang bersangkutan akan di-swab.

Baca Juga :   Update Covid-19 Minggu 14 Juni: Ada 2 Pemakaman Pasien Positif asal Gempol

“Kami juga sedang berjuang untuk bersama-sama meyakinkan dan mengedukasi seluruh pelaku pasar dan masyarakat pada umumnya, untuk menerapkan konsep physical distancing di pasar. Pasar menjadi kawasan wajib bermasker, menjaga kebersihan, dan seterusnya,” kata Tantri.

Diakui Tantri, hal itu cukup menjadi tantangan bagi Pemkab, karena disadari kedisiplinan dan kesadaran masyarakat soal penerapan protokol kesehatan terbilang masih rendah.

“Sehingga kami mengedepankan ikhtiar itu dan opsi menutup pasar belum,” tandas Bupati Probolinggo 2 periode itu.

Menurut Kepala Disperindag Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi, dalam penerapan protokol kesehatan pihaknya mendapat bantuan dari TNI/Polri, Satpol PP, dan Dinkes.

Petugas akan menjaga pintu masuk pasar dan melakukan tindak preventif. Suhu tubuh pengunjung dan pedagang akan diukur. Untuk itu, pedagang dan pembeli diharapkan mematuhi protokol kesehatan.

Baca Juga :   Selang 2 Hari, Positif Covid-19 Kabupaten Lumajang Ada 4 Kasus

“Pedagang dan pengunjung kita wajibkan memakai masker. Jika tidak memakai masker, maka tidak diizinkan masuk ke pasar,” ujar Dwijoko.

Selain itu, Disperindag berupaya menerapkan transaksi non tunai, dengan menggandeng bank milik pemerintah.

“Untuk tunai, diupayakan membayar dengan uang pas. Karena uang adalah salah satu sarana penularan virus corona tersebut,” tandas mantan Satpol PP itu. (saw/ono)