PT CJI Konsisten CSR, Tetap Pertahankan Protokol Covid-19

3608

Pasuruan (WartaBromo.com) – Pandemi Covid-19 belum berlalu. Grafik penyebaran Corona masih cenderung naik. Namun karena pertimbangan tertentu, masyarakat  sudah mulai menggaungkan wacana ‘’New Normal”.

Mencermati perkembangan masyarakat tersebut, PT Cheil Jedang Indonesia( CJI) tidak serta merta merubah diri. Sebagai perusahaan yang memproduksi protein/asam amino (L-Lysine dan L-Tryptophan) sangat diperlukan untuk pakan (feed additive) dan sebagian untuk makanan/ farmasi (food and pharmatical), maka protocol Covid mutlak dilakukan dengan ketat.

BUDAYA BARU: Penerapan physical distancing atau jaga jarak, baik orang maupun ruangan sudah menjadi budaya baru di lingkungan kerja PT. CJI Rejoso-Pasuruan.

PT CJI tetap harus beroperasi di tengah pandemi. Tidak boleh kendur oleh fenomena yang terjadi. “Bagaimanapun juga kita harus jalan. Banyak orang tergantung dengan pabrik kita. Kita tidak boleh kalah oleh Covid-19. Untuk itu protokol harus jalan”. Demikian disampaikan Mr. Yoon Taesang, Vice President Director PT CJI.

Baca Juga :   Jaga Konservasi Alam, PT CJI Tanam 4 Ribu Pohon di Sumber Mata Air Mbah Main Puspo
BANTU PUSKESMAS: Manager Humas PT CJI, Imron Gunawan mewakili perusahaan memberikan bantuan perlengkapan medis ke Puskesmas Rejoso.

Pernyataan tersebut diamini oleh Imron Gunawan, Manajer Humas PT CJI. Menurutnya, sejak Covid-19 dinyatakan sebagai pandemik global di awal Maret lalu, perusahaan langsung membentuk team Gugus Tugas untuk melindungi perusahaan, karyawan dan keluarga. Bahkan program CSR ke masyarakat di fokuskan untuk memerangi bersama Covid. Karena apa yang terjadi di masyarakat, akan berimbas juga ke perusahaan.

BANTU MASYARAKAT: Perwakilan PT CJI juga memberikan bantuan sembako bagi masyarakat sekitar yang terdampak ekonomi akibat Covid-19.

Manajemen perusahaaan juga menjelsakan tentang protocol Covid-19 di perusahaan antara lain:

  1. Pembentukan Gugus Tugas dan sosialisasi pencegahan Covid ke seluruh karyawan dan keluarga.
  2. Pemakaian masker, cek suhu, cuci tangan dan penyemprotan disinfektan untuk kendaraan yang masuk. Sekaligus tempat isolasi sementara bagi karyawan yang suhunya di atas 37,3 sebelum dipulangkan( tidak diijinkan masuk kerja).
  3. Penambahan kendaraan antar jemput karyawan untuk physical distancing sekaligus jarak diperjauh (Malang, Surabaya, Probolinggo). Supaya karyawan tidak naik bis umum.
  4. Penempatan hand sanitizer dan tempat cuci tangan di beberapa titik yang diperlukan.
  5. Inovasi alat-alat yang biasanya disentuh menjadi tanpa sentuhan. Dan penyemprotan ruangan kerja sehari 2 kali.
  6. Pembuatan marka-marka di tempat yang biasa terjadi kerumunan (tempat presensi, ATM, receptionis, tempat merokok, parkir, masjid, dan lain-lain) untuk physical distancing.
  7. Kantor, meja dan kursi dijarangkan. Sebagian karyawan dipindah ke ruangan lain. Diberlakukan yang sama untuk kantin. Bahkan jam istirahat diperpanjang untuk menghindari penumpukan.
  8. Pemberian supplement tambahan menu kantin dan vitamin untuk karyawan dan keluarga.
  9. Membuat system online tentang kegiatan karyawan selama di rumah dan riwayat kesehatan keluarga yang wajib dilaporkan ke perusahan pada saat hari libur, sehingga Gugus Tugas akan putuskan apakah karyawan tersebut boleh masuk kerja atau harus isolasi mandiri.
  10. Membuat jaringan koordinasi dengan Satgas Covid Kecamatan dan Kabupaten.
Baca Juga :   Pemkot Probolinggo Libatkan CSR Untuk Bangkit dari Pandemi Covid-19
ALAT CUCI & SOSIALISASI: Sebanyak 250 unit alat cuci tangan sekaligus sosialisasi cegah covid dipasang di beberapa tempat umum disebar ke masyarakat. (Foto kanan); Pemberian masker dan tempat cuci tangan ke pondok pesantren dan yayasan yatim-piatu untuk cegah Covid.

Kemudian untuk program CSR khusus melawan Covid bersama dengan masyarakat juga diungkapkan, di antaranya: