Sungai di Lekok Jadi “TPA” Dadakan, Kasur pun Dibuang

2352

Lekok (WartaBromo.com) – Saluran sungai di Desa Tambak Lekok, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan jadi sorotan. Pasalnya, sungai itu penuh dengan sampah.

Nur Kholis (25), salah satu warga desa setempat mengatakan, sudah bertahun-tahun kebiasaan buruk membuang sampah di sungai itu berlangsung. Akibatnya, kali yang harusnya menjadi aliran air itu penuh oleh sampah.

“Cuman, baru kemarin-kemarin ini malah lebih parah dan lebih tinggi volumenya,” imbuh Kholis, Kamis (18/06/2020).

Sampah di sungai Desa Tambak Lekok, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan. Foto istimewa.

Sampah yang dibuang oleh masyarakat setempat kebanyakan merupakan sampah rumahan. Seperti plastik sampai popok. Bahkan, terkadang kasur pun dibuang ke sana.

“Bukan hanya warga lokal, orang dari jauh pun kerap terlihat membuang sampah saat melintas sungai,” ungkapnya.

Baca Juga :   Terduga Pelaku Pembunuhan di Beji Ternyata Teman Sendiri hingga Hendak Konfirmasi, Jurnalis Tempo Disekap-Dipukuli | Koran Online 29 Maret

Dikatakan Kholis, kebiasaan buruk itu terjadi dikarenakan di desa tak ada tempat pembuangan akhir (TPA). “Mereka merasa tidak punya jalan lain, jadi langsung buang di sungai, jalan pintas dong,” jelasnya.

Meski ada masyarakat yang memilih membakar sampahnya daripada membuangnya ke sungai. Namun tetap saja, lebih banyak yang membuang sampah sembarangan.

“Kalau saya terpaksa membakar sampahnya, meskipun itu juga tidak baik. Tapi tidak ada pilihan lainnya, karena kami juga belum ada TPA,” ujarnya.

Meskipun telah berubah menjadi sungai sampah, ia mengaku desanya tak pernah banjir walaupun hujan lebat mengguyur. “Kan desa dekat laut, jadi ngalirnya langsung ke laut. Jadi gak pernah ada banjir di Lekok,” imbuhnya.

Baca Juga :   Warga Krejengan Manfaatkan Kotoran Sapi Sebagai Energi Alternatif

Oleh karenya, ia mengaku, sudah pernah melaporkan hal ini kepada perangkat desa setempat. Namun, aduannya ternyata disambut dengan keluhan oleh perangkat itu.

“Selama ini belum ada kegiatan untuk mengurangi kebiasaan buruk masyarakat. Meskipun sudah pernah perangkat telah menegur masyarakat, namun belum bisa menyadarkan mereka,” pungkasnya. (nul/asd)