Probolinggo dan Jember, Bagian dari Lamajang

6254
“Wilayah yang bernama Lamajang di masa lalu merupakan daerah yang sekarang ini meliputi Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Jember.”

Laporan Maya Rahma

SEJARAH Lumajang tak putus dari keberadaan Gunung Semeru. Bisa dibilang keberedaan gunung inilah yang membuat satu persatu sejarah Lumajang terkuak dengan berbagai faktanya.

Lumajang zaman dulu bernama Lamajang. Siapa sangka ternyata Lamajang merupakan Kerajaan besar di Jawa, yang berkaitan erat dengan Kerajaan Majapahit. Dalam buku Arya Wiraraja dan Lamajang Tiga Juru karya Mansur Hidayat, wilayah Lamajang saat itu terbilang sangat luas.

“Perlu diketahui, bahwa wilayah yang bernama Lamajang di masa lalu merupakan daerah yang sekarang ini meliputi Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Jember,” tulis Mansur dalam bukunya.

Baca Juga :   Wisata Akan Dibuka, Pelaku Usaha di Lumajang Diminta Daftar CHSE

Ya, daerah-daerah ini termasuk dalam lereng Semeru dan pegunungan lain. Seperti pegunungan Hyang dan Ijen. Tentunya wilayah ini diklaim memiliki tingkat kesuburan tak main-main.

Singkat cerita, Lamajang ini merupakan wilayah yang diwariskan pada Arya Wiraraja (Adipati Sumenep saat itu). Pada 10 November 1293 Masehi, tepatnya setelah runtuhnya Kerajaan Singasari, terbentuklah dua Kerajaan besar. Majapahit dan Lamajang Tigang Juru.

“Yang dimaksud Lamajang dan Tigang juru dalam hal ini tentu saja Lamajang dan Tiga (3) negara bagian yang meliputi Patukangan (Panarukan), Blambangan, dan Madura,” lanjutnya.

Baca juga : Gunung Semeru dan Asal Usul Nama Lumajang

Lamajang kekuasaan Arya Wiraraja ini memiliki luas yang tak main-main. Karena meliputi daerah yang terletak sebelah timur Gunung Semeru, Bromo, bahkan daerah Madura, asal Arya Wiraraja memimpin.

Baca Juga :   LTMNU Lumajang Imbau Tunda Undang Mubaligh dari Luar Daerah

Menurut Babad Pararaton, Lamajang saat itu dibagi dua yakni Lamajang Lor dan Kidul. Daerah yang disebut Lamajang ini dimulai dari sekitar Gunung Semeru, Bromo, lalu wilayah selatan di daerah Ampel Gading (Malang) dan Pronojiwo (Lumajang). Lalu berlanjut ke perbatasan sungai Asem di Kota Lumajang, ke timur di wilayah Sadeng (sekarang Kabupaten Jember).

Candipuro sendiri menjadi pusat kota di wilayah Lamajang selatan. Sebab, di Candipuro, ada sebuah komplek percandian. Sementara itu, wilayah Lamajang utara yakni dari utara Sungai Asem hingga wilayah di Kabupaten Probolinggo.

Meski demikian, tak semua Kabupaten Probolinggo menjadi bagian dari Lamajang. Mansur menyebut, tidak ada perbatasan jelas antara wilayah Majapahit dan Lamajang di bagian barat. Hanya saja di bagian timur, wilayah Lamajang tak sampai di Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo.

Baca Juga :   Pendakian Semeru Ditutup Sampai 31 Maret 2021

Luasnya Kerajaan Lamajang Tigang Juru ini, membuat wilayah-wilayah sekarang yakni Lumajang, Jember, Probolinggo, Bondowoso dan Situbondo berkaitan erat atau disebut Tapal Kuda. Warganya menggunakan Bahasa Jawa dan Madura (Pandalungan). Sebab saat itu rajanya merupakan Adipati Sumenep. Warga Sumenep pun ramai-ramai melakukan hijrah ke Lamajang karena wilayahnya yang subur ketimbang di Madura.

“Bekas Kerajaan Lamajang Tigang Juru yang sekarang dikenal dengan nama Kawasan Tapal Kuda mempunyai corak kebudayaan dan kesenian semu Jawa-Madura yang agak berbeda dengan wilayah di bekas Kerajaan Majapahit” tutup Mansur. (*)