Pasuruan (WartaBromo.com) – Kabar duka mengiringi kepergian salah satu “raja properti” Pasuruan. Harry Prasetyo, owner (pemilik) Hotel Horison Pasuruan, Rabu (5/8) kemarin, dimakamkan di daerah Lawang-Malang.
Harry dikabarkan meninggal pada Sabtu (1/8) pada pukul 23.45 WIB. Pria pemilik nama Tionghoa Tio Hway Hoo ini meninggal dalam usia 62 tahun di rumahnya di Perumahan Pondok Surya Kencana Pasuruan. Meski sempat dibawa ke RS Graha Sehat Medika untuk mendapatkan pertolongan, namun nyawa Harry tidak bisa diselamatkan.
Pihak keluarga memperkirakan, sebelum meninggal, Harry terkena serangan jantung atau pembuluh darah yang pecah. “Dia memiliki riwayat gula darah tinggi, juga darah tinggi. Ya kemungkinannya kalau ndak jantung, ya pembuluh darahnya,” ujar Dwi Handono, keponakan almarhum.
Sebelum dimakamkan, upacara pelepasan jenazah dilakukan di Yayasan Budi Dharma Pasuruan. Upacara pelepasan dilakukan Pdt. Untung Irwanto dari GKI Pasuruan. Ratusan orang ikut menyaksikan dan mengiringi kepergian Harry. Iring-iringan kendaraan mobil hingga bus mengantarkan jenazah untuk dikremasi di Gotong Royong Lawang.
Johanes, anak mantu Harry Prasetyo merasa berterima kasih atas penghormatan yang diberikan banyak orang terhadap sang papa. “Pihak keluarga juga mohon maaf, jika selama bergaul, berkomunikasi atau bekerja, papa ada salah, mohon dimaafkan,” harapnya.
Selama hidup, Harry dikenal ramah oleh banyak orang. Kesan sebagai pekerja keras sudah ditunjukkan Harry ketika ia bersama keluarganya mengelola Toko Bumi Jaya di Jl Bali Pasuruan. Setelah cukup sukses di toko pracangan besar itu, Harry mencoba peruntungan untuk menggeluti dunia properti.
Tercatat ada tiga kawasan properti besar yang ia kelola. Mulai Pondok Surya Kencana (PSK), Grand Parimas dan Griya Kencana Asri. Bahkan, yang terbaru, pada 2016, ia sudah menggagas bersama Manajemen MGM untuk mendirikan Hotel Horison di Jl A Yani Gadingrejo-Pasuruan.
Hotel berbintang 3 inilah yang dia kelola menjadi 7 lantai. Bahkan, pesta meriah mulai ground breaking mendatangkan Dewi Perssik dan Tukung Arwana. Sampai pembukaan hotel juga mendatangkan artis nasional.
“Saya banyak belajar dari dia. Ilmu optimis saat bekerja itulah yang saya ingat sampai saat ini. Dia pernah bilang dalam bahasa Jawa. Cobaen sik ta lah. Awakmu durung nyoba kok ngomong ndak iso. Iso..iso (Dicoba dulu lah. Kamu belum mencoba kok sudah bilang tidak mampu. Bisa…pasti bisa, red),” kenang Han Han, panggilan Dwi Handono mengingat kesan dengan almarhum.
Kenangan serupa juga disuarakan Ervin. Salah satu orang kepercayaan Harry Prasetyo. Ervin merasa kaget ketika dirinya mendapat kabar kepergian alm. “Padahal, baru beberapa jam pak Harry ngebel saya. Dia menawarkan jajanan ke saya. Vin ada jajan, mau ta. Lha kok dapat kabar itu. Kayak kaki ini ndak ngambah lemah mas (kaki seperti melayang, red),” ujar Ervin.
Sementara itu, GM Hotel Horison, Doni Jatu Pratomo mengakui mengenal Harry Prasetyo adalah hal terbaik dalam hidupnya. “Baru kali ini, saya menemukan owner yang begitu baik perhatian sama karyawannya. Beliau ndak pernah membedakan satu sama lain. Semua dianggap keluarga,” tegas Doni.
Doni dan seluruh karyawan Hotel Horison mengaku terkejut dengan kepergian Harry Prasetyo yang terkesan mendadak. “Sedih sudah pasti. Tapi kami tahu. Tuhan pasti punya rencana lain yang terbaik buat orang sebaik pak Harry,” tegasnya.
Harry meninggalkan satu istri, Jayanti Lestari dan tiga anak. Satu putera dan dua puteri. Pihak keluarga saat ini masih dalam suasana berduka. Sehingga, belum bisa menentukan langkah properti dan pengelolaan hotel ke depan. “Belum bisa memikirkan itu dulu, Mas. Masih dalam suasana duka,” tegas Han. (day/day)