Panjat Pinang, Lomba Kemerdekaan dengan Sejarah Kelam

1803

 

Pasuruan (WartaBromo.com) – Bulan Agustus identik dengan berbagai perlombaan untuk perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. Salah satu lomba yang sering dimainkan yakni panjat pinang.

Tak seperti perlombaan lain yang cukup ringan, panjat pinang termasuk dalam kategori dengan tingkat kesulitan cukup tinggi. Peserta harus bekerja sama dengan peserta lain, naik pada sebatang pinang yang sudah diolesi pelumas.

Dalam lomba ini, diutamakan kerja sama untuk bisa mencapai puncak. Karena sulitnya lomba, maka hadiah yang didapatkan juga tak main-main. Ada sepeda, hingga alat elektronik yang digantungkan di puncak, untuk selanjutnya diambil peserta.

Meski identik dengan lomba kemerdekaan, tahukah bolo, sebenarnya permainan ini sudah ada sejak jaman Belanda lho! Meski sekilas mengandung kegembiraan, lomba ini juga jadi sejarah kelam pribumi.

Baca Juga :   Bebas Setelah Remisi, Napi Pornografi: Saya Mau Tobat, Tak Akan Begitu Lagi

Dilansir dari berbagai sumber, konon, panjat pinang diperkenalkan Belanda saat menjajah Indonesia. Tentunya permainan ini dikhususkan untuk warga pribumi.

Karena saat itu ceritanya Belanda sedang menjajah, maka permainan ini digelar saat ada beberapa acara. Seperti hari ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina; pernikahan; kelahiran anak atau hajatan besar Belanda lainnya.

Hadiah yang didapatkan pun sangat mewah pada jamannya. Seperti tepung, beras, keju dan berbagai kebutuhan pokok lain yang sulit didapatkan pribumi. Orang Belanda hanya sebagai penonton, karena lomba ini jadi hiburan khusus untuk mengundang gelak tawa, dengan menyaksikan perjuangan warga Indonesia.

Meski begitu, panjat pinang juga dimainkan di berbagai belahan dunia. Seperti di Malta, New York, Spanyol, Italia, sebagian kawasan Asia Tenggara hingga Cina. Hanya saja, sebutannya berbeda-beda. Cina menjadi salah satu negara yang menghentikan izin penyelenggaraan lomba ini karena sering menimbulkan korban jiwa. (may/ono)