Korban Keracunan Capai Ratusan, Dinkes Uji Lab Sample Makanan

1450

Kademangan (wartabromo.com) – Jumlah santri yang keracunan pasca menyantap nasi kenduri peringatan 1 Muharram 1442 Hijriah di PP Riyadlus Solihin, Ketapang, Kota Probolinggo mencapai ratusan. Pihak Dinas Kesehatan setempat, menguji sample makanan yang dikonsumsi santri ke Laboratorium di Surabaya.

Plt. Direktur RSUD dr. Moch. Saleh Kota Probolinggo, Abraar HS. Kuddah mencoba meyakinkan, kondisi para santri saat ini stabil dan mulai membaik. “Yang dirawat di sini (pondok pesantren), sekitar 120 orang. Tapi kondisinya sudah stabil. Dari RSUD dr. Saleh dan Dinas Kesehatan sudah kolaborasi menangani ini,” kata Plt. Direktur RSUD dr. Saleh, dr. Abraar HS. Kuddah, pada sejumlah wartawan, Jumat (21/8/2020) dini hari.

Baca Juga :   Kejar PAD, Dua Pos Tiket Akan Dibangun di P30

Informasi yang dihimpun, ada sekitar 180 santri, yang mayoritas perempuan ini, mengalami muntah-muntah, mual, dan kepala pusing, sehingga harus  mendapat perawatan medis. Bahkan pihak Dinas Kesehatan setempat, sampai memboyong sejumlah dokter dan perawat, ke lingkungan pondok, sejak Kamis malam untuk memberikan perawatan medis pada santri yang terindikasi keracunan. Lainnya, dirawat di sejumlah puskesmas dan rumah sakit.

Masih menurut Abraar, pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah dokter dan perawat untuk menjaga santri yang dirawat di pondok. “Bahkan untuk nanti yang dinas malam pun sudah kami siapkan,” imbuhnya.

Dugaan sementara, keracunan massal ini bermula dari makanan yang dikonsumsi santri saat perayaan 1 Muharram 1442 Hijriah, yang dipesan dari salah satu catering. Abraar bilang, pihaknya sudah mengirim semua sample makanan ke laboratorium di Surabaya. Upaya itu dimaksudkan untuk mengetahui secara pasti, penyebab keracunan itu.

Baca Juga :   Eks Kantor Pemkab Pasuruan Resmi Ditempati Ormas hingga Monyet Liar Serang Bocah TK | Koran Online 11 Apr

Sementara, salah satu wali santri, Muhammad Hadar mengatakan, dirinya tidak tahu pasti, apa yang menimpa anak gadisnya yang tengah mondok di PP Riyadlus Solihin, Kota Probolinggo. “Saya dapat telepon, kalau sakit begitu saja. Tidak tahu karena apa. Tapi ini malah tidak bisa masuk,” jelas lelaki asal jember ini, ditemui di Puskesmas Wonoasih. (lai/saw)