Sepanjang Januari-September, Ada 392 Kasus TBC di Kota Pasuruan

1036

 

Pasuruan (WartaBromo.com) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pasuruan masih menemukan ratusan kasus tuberculosis (TBC) di Kota Pasuruan. Hingga triwulan III (Januari-September) tahun 2020, Dinkes mencatat ada 392 kasus TBC.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, Agus Widjanarko menjelaskan, jumlah ini jika dibandingkan dengan triwulan III tahun 2019 mengalami penurunan.

Catatan Dinkes, pada triwulan III tahun 2019, Dinkes mencatat ada 423 kasus TBC. Lalu berdasar data BPS Kota Pasuruan, sepanjang Januari-Desember 2019 ada 581 kasus TBC.

Pada tahun 2019, data BPS menyebut Kecamatan Panggungrejo menjadi lokasi dengan kasus tertinggi, yakni 221 kasus, kemudian disusul Kecamatan Purworejo dengan 219 kasus.

Baca Juga :   Debat Publik Pilwali Dinilai Kurang Efektif, Kenapa?

Sementara pada tahun 2020 ini, Panggungrejo juga menjadi kecamatan dengan kasus tinggi dibanding 3 kecamatan lain, yakni 67 kasus; Purworejo 38 kasus; Gadingrejo 32 kasus; Bugul Kidul 20 kasus; sisanya adalah penderita yang berasal dari luar Kota Pasuruan.

Menurut Agus, masih ditemukannya ratusan kasus ini di antaranya karena adanya penularan dari penderita lain, selain juga makin optimalnya penjaringan yang dilakukan Dinkes.

“Kita melakukan pencarian aktif. Misalnya dengan pemeriksaan massal. Selain itu juga pemeriksaan kontak. Jadi kalau ditemukan 1 penderita TBC, maka akan diperiksa kontaknya, baik 1 rumah maupun kontak eratnya,” kata Agus kepada WartaBromo, Kamis (22/10/2020).

Agus melanjutkan, penanggulangan TBC ini perlu menjadi perhatian dari semua sektor. Untuk itu, kata Agus, Pemkot bakal membuat Perwali Tentang Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Tuberculosis (TBC).

Baca Juga :   Ibu Hamil Nyaris Lahiran di Atas Becak, hingga Jemaah Salat Id Penuhi Alun-alun dan Jalan Raya di Bangil | Koran Online 25 Mei

“Jadi nanti diatur bagaimana langkah-langkah Kota Pasuruan agar penanganan TBC ini bisa melibatkan banyak sektor, tidak hanya sektor kesehatan saja. Semua bergerak bersama-sama,” imbuh Agus. (tof/ono)