“Belanja online memang tidak besar. Tapi kalau rutin ya enak. Jualan kami laku terus,” ujar Alvia.
Salah satu pelanggan layanan pasar online ini, Aditya Putra (28) mengaku, pasar online sangat membantu warga yang waspada terhadap Covid-19 seperti dirinya. Apalagi ketika masih ketatnya pemberlakuan pembatasan sosial beberapa bulan lalu. Dan selama pengalamannya menggunakan layanan itu, tidak pernah ada masalah dengan pesanannya.
“Ya tidak hanya sembako, sayur, dan lauk pauk. Kadang-kadang pesan kebutuhan seperti sabun dan lain-lain juga dilayani. Hanya memang tidak bisa tawar-menawar dengan pedagang. Tapi sangat membantulah bagi warga seperti kami yang masih waspada dengan Covid-19,” ungkapnya.
Layanan pasar online ini sampai sekarang masih berjalan. Ilham bahkan sudah menyediakan box di sepeda motornya untuk mengangkut pesanan dalam jumlah besar dan agar lebih aman ketika membawa barang belanja yang gampang rusak.
Sebabnya, tak hanya perkara salah membeli mangga, Ilham pernah mengganti telor 1kg milik pelanggan yang pecah saat dalam perjalanan, lalu salah membeli daging hingga salah mengantar pesanan ke rumah orang lain juga pernah dialaminya.
“Seumpama terjadi human error seperti itu, ya saya ganti. Supaya pelanggan tetap percaya dengan kami,” tutur Ilham.
Sekarang, lanjut Ilham, tak hanya dirinya yang menjadi kurir belanja di pasar. Beberapa kurir dari perusahaan jasa seperti Go-Jek sering pula ia temui di pasar. Digitalisasi pelayanan sepertinya telah menjadi kebutuhan serta sangat membantu baik pedagang maupun konsumen di tengah situasi pandemi Covid-19 ini.
Rencana ke depan, Ridho selaku Plt Kepala UPT Pasar mengungkapkan, layanan pasar online ini akan dikembangkan. Bentuk pengembangannya akan seperti apa, menurutnya, masih akan dikaji lagi.
“Entah akan bekerja sama dengan swasta atau bagaimana, masih belum tahu. Yang jelas harapan kami bisa terus jalan walaupun pandemi berakhir,” pungkas Ridho. (asd)
