Menengok Kafe Literasi Hepiii Lumajang Saat Pandemi

819

Lumajang (wartabromo.com) – Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan literasi masyarakat. Salah satu contohnya seperti yang dilakukan karang taruna (karta) Tompokersan di Lumajang. Komunitas yang tergabung dalam Heppiii Community Lumajang ini mendirikan  Kafe Literasi Heppiii di desa setempat.

Ketua Karta Tompokersan, Lumajang, Dewi Oktavianawatie yang juga pengelola Kafe Literasi Heppiii mengatakan, meski dalam suasana pandemi, antusiasme warga perlahan mulai merangkak naik seiring dengan banyaknya koleksi buku di tempat tersebut. Meski tentu saja saat berkunjung tetap harus mentaati protokol kesehatan mulai dari penggunaan masker, cuci tangan dan juga menjaga jarak saat di lokasi.

“Antusiasme membaca mulai naik, misalnya ada siswa yang awalnya malas membaca soal Bahasa Indonesia perlahan mereka mulai membaca, lalu bisa memahami dan akhirnya bisa menjawab soal,” kata Dewi Oktavianawatie yang biasa disapa Dewi ini, akhir pekan kemarin.

Jumlah koleksi buku di Kafe Literasi Heppiii saat ini sekitar 400-an buku. Terdiri dari buku paket yang sifatnya bergulir, yakni buku pelajaran yang bisa dipakai oleh pelajar dari tahun ke tahun, buku-buku dengan beragam tema seperti sastra, cerita anak, motivasi, parenting, dan juga buku-buku nonfiksi lainnya.

“Kemarin ada mahasiswa yang datang ke tempat kami ingin membuat karya sastra. Kami juga mendampingi pelajar yang belajar membuat puisi. Makin ramai pokoknya,” terang Dewi.

Meski masih dalam suasana pandemi, pihaknya tetap berharap dengan adanya Kafe Literasi Heppiii ini tingkat minat baca warga di lokasi sekitar meningkat. Karta juga berharap anak-anak muda di desa setempat bisa menjadi motor penggerak untuk gerakan membaca.

“Jadi di karta kami ada beberapa divisi termasuk juga divisi wiraswasta dengan membuat kopi di kafe literasi. Karena masih pandemi yang datang baru belasan orang setiap harinya,” ulasnya.

Dalam dunia literasi Dewi sendiri cukup produktif. Dia sudah membuat karya puisi dalam tujuh buku yang berbeda. Buku yang sudah diterbitkan seperti buku berjudul Oktober Sejuta Rasa (antologi karya bersama), I Love You Bu, Ayah, Antologi Sejuta Pena, kemudian buku berjudul Menukik Rindu (buku sendiri), Antologi Puisi Cinta, dan esai Dharma Bhakti untuk Negeri.

Kemampuannya menulis kini juga mulai tertular ke anak-anak muda desa setempat. Di Kafe Literasi Heppiii ini juga disediakan jaringan internet dengan laju kecepatan 20 MBPS, kapasitas yang cukup untuk mengakses berbagai macam literasi di internet.

“Kami berharap kedepannya minat baca makin meningkat dan koleksi buku juga bisa bertambah,” harapnya.

Koordinator Karta Heppiii Community Miftachul Arif sangat mendukung gerakan literasi di Lumajang, dengan adanya Kafe Literasi Heppiii perlahan minat baca masyarakat di Tompokersan dan sekitarnya meningkat.

“Konsep dari kegiatan ini memadukan perpustakaan dan kafe, dengan konsep ini bisa memancing minat baca dan membuat kegiatan membaca lebih asik dan heppiii. Karena itu kami sangat mengapresiasi kegiatan ini,” ungkapnya. (yog/yog)