Benih Jagung Dipalsukan, Kerugian PT BISI Internasional Capai Rp 7 Miliar

1111

 

Pasuruan (WartaBromo.com) – Aksi pemalsuan benih jagung unggul merek BISI 18 menyababkan kerugian tak sedikit bagi PT. BISI Internasional, selaku pemegang merek.

Baca: Berikut Kronologi Terungkapnya Pemalsuan Benih Jagung oleh Polres Pasuruan

Kapolres Pasuruan, AKBP. Rofiq Ripto Himawan bahkan menyebut, kerugian ditaksir mencapai Rp 7 miliar lebih.

 

“Kerugian yang dialami PT BISI Internasional sebagai pemegang merk mencapai Rp 7 miliar,” kata Kapolres saat rilis, Minggu (13/12/2020) siang.

Kapolres menyebutkan, dalam kasus ini, lima orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Tiga di antaranya berhasil dibekuk.

Ketiganya adalah Ahmad Saeroji (36) asal Jember; Mohammad Shoqibul Izar (32) asal Nganjuk dan Indra Irawan (32), juga warga Nganjuk.

Baca Juga :   12, 4 Kg Ganja dan 3 Kg Sabu Diamankan Polres Pasuruan sepanjang 2020

“Aktor intelektualnya, inisial M asal Lamongan masih dalam buron. Dia yang punya konsep pemalsuannya bagaimana, kami masih berusaha mengejar,” terang Rofiq.

Baca juga: Awas Beredar Benih Jagung Palsu, Polres Pasuruan Bekuk Komplotannya

Sementara itu, Tejo Iswoyo, Regional Manajer PT BISI Internasional menyatakan, kerugian yang dialami perusahaannya sesuai dengan apa yang disampaikan Kapolres Pasuruan.

Pihaknya merasa terbantu dengan pengungkapan kasus pemalsuan benih yang diungkap Polres Pasuruan.

“Kami terbantu dengan pengungkapan kasus ini oleh Polres Pasuruan, setidaknya kami berharap tidak ada lagi pemalsuan produk kami lagi,” ungkap Tejo.

Pihaknya selama ini mendapatkan komplain dari para petani yang menggunakan benih BISI-18 palsu yang kualitasnya jauh dari BISI-18 asli.

Baca Juga :   156 Pucuk Senpi Personel Polres Pasuruan Diperiksa

Dari komplain tersebut, Tejo menyatakan memberikan kompensasi sebagai ganti atas kerugian yang dialami petani. Namun, ia enggan menyebut besaran kompensasi yang dimaksud.

“Kami ruginya disitu, memberikan kompensasi kepada petani yang komplain atas BISI-18 yang memalsukan produk kami,” imbuhnya.

Tejo menyebut tanda-tanda kerugian ketika omzet mulai menurun beberapa bulan terakhir. Agen di pasaran lama tidak mengambil produknya.

Ia berharap dengan terungkapnya kasus ini, tidak ada pemalsuan benih jagung. Dan petani bisa mendapatkan omzetnya sesuai dengan kualitas benih yang ditanam.

Ditanya terkait langkah perusahaan untuk mengantisipasi pemalsuan produknya, Tejo mengatakan sudah menyiapkan langkah-langkah khusus. Namun ia belum bersedia membeberkannya.

“Sudah kami siapkan langkah-langkah antisipasi, tapi maaf belum bisa kami sampaikan, nanti dipalsu lagi,” terangnya kepada Wartabromo dengan sedikit berkelakar. (oel/asd)