Sudah 10 Hari, Banjir di Kedungringin Tak Kunjung Surut

1550

 

Beji (WartaBromo.com) – Kesabaran warga Kedungringin, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan sepertinya benar-benar diuji pada musim hujan kali ini.

Betapa tidak, tak terhitung lagi berapa kali permukiman mereka tergenang oleh banjir. Air yang sudah menggenang dalam 10 hari belakangan ini pun tak diketahui kapan akan surut.

Sulis (44), warga Dusun Balongrejo, Desa Kedungringin, Kecamatan Beji mengatakan, sudah 10 hari ini rumahnya tergenang banjir setinggi lutut orang dewasa.

“Sudah sekitar 10 hari belum surut Mas, ini kira-kira setengah meter,” kata Sulis, perempuan yang juga karyawati salah satu pabrik di Kedungringin ini.

Sebagian rumah sulis yang terendam banjir meliputi teras depan, sampai ke ruang tamu. Untung saja bagian belakang sudah ditinggikan sehingga tak ikut kebanjiran.

Baca Juga :   Banjir Sapa Pasuruan di Malam Hari, Warga Mulai Amankan Perabotan hingga Kendaraan

Karena kondisi itu pula, selama 10 hari ini, anaknya dititipkan ke rumah neneknya di Desa Wonokoyo, Kecamatan Beji. “Biar tidak terganggu pas sekolah daring, saya titipkan neneknya,” imbuhnya.

Tidak hanya rumah Sulis, beberapa rumah di Dusun Balongrejo juga terpantau masih terendam banjir. Rumah yang terendam banjir, sebagian besar yang rumahnya cukup rendah.

Sementara itu, tak kunjung surutnya banjir di dusun setempat, menurut Fadholi (48), warga Dusun Balongrejo, Desa Kedungringin, diduga karena tumpukan ecenggondok di Kali Wrati.

Menurutmya, ecenggondok sepanjang kurang lebih 30 meter tersangkut di jembatan, sehingga aliran sungai meluber ke pemukiman.

“Ini penyebabnya, kalau ecenggondok ini dibersihkan bisa cepat surut dan mengurangi banjir,” kata Fadholi saat ditemui WartaBromo.

Ia menyebut normalisasi Kali Wrati seharusnya tidak hanya dilakukan di Desa Tambakan, Kecamatan Bangil saja. Tapi, hingga ke wilayah Kedungringin.

Baca Juga :   Jalur Pantura Terendam Banjir, Arus Lalin Dialihkan

“Kalau dulu masih banyak yang jadi nelayan, mereka yang secara mandiri membersihkan, karena untuk jalannya perahu. Sekarang jarang yang jadi nelayan, jadi dibiarkan,” imbuhnya.

Saking seringnya banjir di Kedungringin, Fadholi pun berkelakar bahwa warga setempat sudah terbiasa dengan banjir. “Ya sudah gak kerasa gatal Mas, sudah biasa,” pungkasnya. (oel/asd)