Cuaca Buruk, Mensos Risma Batal Kunjungi Warga Terdampak Erupsi Semeru

915

Lumajang (WartaBromo.com) – Menteri Sosial Republik Indonesia, Tri Rismaharini batal mengunjungi lokasi terdampak bencana Awan Guguran Panas Gunung Semeru di Curah Kobokan, Senin (18/1/2021). Cuaca buruk menjadi salah satu penyebab batalnya kunjungan ini.

Mantan Wali Kota Surabaya itu tiba di Lumajang sekitar pukul 18.00 WIB setelah melakukan kegiatan di Kabupaten Jember. Kunjungan Mensos di Kabupaten Lumajang sedianya untuk mengunjungi Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur dan sejumlah lokasi terdampak bencana Semeru.

“Ini saya serahkan melalui Pak Bupati, nanti bisa digunakan jika sudah diperlukan,” ujar Risma.

Sejumlah bantuan yang diserahkan berupa popok bayi, beras, obat-obatan, selimut, mie instan, biskuit, telur dan beberapa bantuan lainnya.

Baca Juga :   Bromo Tutup Lagi hingga Atlet Lumajang Sabet Emas di PON | Koran Online 6 Okt

Batalnya kunjungan tersebut ditengarai cuaca yang tidak kondusif dengan hujan lebat di sekitar lokasi peninjauan. Selain itu, waktu yang sudah terlalu malam saat sampai di Lumajang juga jadi salah satu penyebab batalnya kunjungan.

Dalam kesempatan itu, Risma menyampaikan keperihatinan dengan kondisi yang saat ini melanda beberapa wilayah di Indonesia. Untuk itu, Risma meminta agar pemerintah daerah tetap mengantisipasi dan siap menghadapi segala potensi bencana.

“Pemerintah daerah harus siap menghadapi kemungkinan bencana di daerahnya, karena kita tak pernah tahu akan terjadi apa. Minimal makanan, atau kalau perlu beras saja tidak apa-apa, yang penting harus siap,” tandasnya.

Sementara itu, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq menyampaikan bahwa Pemerintah daerah akan mendirikan posko darurat bencana. Sebab ada potensi bencana ketika hujan turun dengan intensitas tinggi dan membawa material panas sisa erupsi yang mengendap.

Baca Juga :   Pekerja Tol Pandaan-Malang tewas Tertimpa Scaffolding, Diyakini Murni Kecelakaan

“Apabila intensitas hujan tersebut besar, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi guguran awan panas lagi. Tumpukan material yang masih menumpuk sewaktu waktu bisa diterjang lahar dingin,” terangnya. (rul/may)