Dengan Pisang, Santri PP Azidan Belajar Jadi Pengusaha

990

Kademangan (wartabromo.com) – Bermodal pisang yang tersedia begitu melimpah, santri PP Azidan, di Kelurahan/Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo, belajar jadi pengusaha. Olahan keripik pisang bermerek “Gedang Koe” inipun menembus pasar luar kota.

Pengasuh PP Azidan Kademangan, Diah Retno Purwanti mengungkapkan, di pondok pesantren asuhannya itu, santri tak hanya belajar mengaji dan memperdalam ilmu agama islam. “Tetapi juga kami ajarkan untuk menjadi interpreneur muda yang berbakat. Dengan segala sumberdaya yang ada,” katanya, Minggu (31/1/2021).

Tak heran, santri di pondok pesantren ini memiliki produk olahan unggulan, yakni keripik pisang “Gedang Koe”.

Diah kemudian menceritakan awal mula produk unggulan karya tangan-tangan terampil santri di pondoknya itu.

Baca Juga :   Banmus - Banggar DPRD Kota Probolinggo Kompak Kunker ke Bali

Seluruh pengerjaan keripik pisang dilakukan oleh santri putri. Mulai dari mengupas pisang, memotong, menggoreng, bahkan pengemasan.

Pengasuh pondok pesantren dan ustazah sebatas memantau dan mengarahkan. Penjualan keripik salah satunya dilakukan langsung di koperasi pondok pesantren tersebut.

Sukses berawal dari keikutsertaan lembaga ini dalam ajang one pesantren one product besutan Pemprov Jatim. “Di ajang itu, kami meraih juara harapan. Dari situ pula akhirnya kami berkomitmen untuk membesarkan produk olahan ini,” sambungnya.

Usaha tak mengkhianati hasil. Produk olahan keripik pisang itupun cukup menuai hasil. Bermula merambah pasaran lokal atau sekitar pondok pesantren, secara perlahan ke gerai, dan rumah makan di sekitar Kota Probolinggo.

Baca Juga :   Jabat Bupati Probolinggo 2 Periode, Tantri Miliki Harta Rp10 Miliar

“Bahkan saat ini sudah sampai ke luar kota, Jember, Lumajang, dan sekitarnya. Insyaallah jika legalisasi BPOM dan label halalnya sudah rampung, kami akan terus melebarkan sayap ke sejumlah kota besar,” sebut Diah, optimis.

Untuk menikmati satu bungkus keripik pisang “Gedang Koe” seberat 100 gram, hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp10 ribu. ada tiga varian rasa yang kini menjadi primadona, antara lain pisang coklat, pisang melon, dan pisang strawberry.

Karena juga dijual di koperasi pondok pesantren, makanan ringan ini terbilang laris. “Enak rasanya, harganya pun cukup murah, untuk makanan sehat seperti ini,” kata salah satu santri, Siti Nurhalizah. (lai/saw/ono)