Heboh Kakek Tuna Rungu Simpan Uang Berkarung-Karung di Rumahnya, Hasil Cuci Piring

9043

 

Jakarta (WartaBromo.com) – Baru-baru ini media sosial diramaikan perbincangan seorang kakek tuna rungu yang tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. Namun setelah dilakukan peninjauan, kakek ini ternyata memiliki uang berkarung-karung di rumahnya.

Musleniyetti, Lurah Tigo Koto Diate, Kecamatan Payukumbuh Utara menceritakan pengalaman ini. Mulanya, pihaknya mendatangi rumah milik kakek bernama Palyuri (81). Kedatangannya setelah mendapatkan informasi jika Biyok – sapaan akrabnya – tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah.

“Awalnya soal Biyok ini viral di Facebook dengan informasi bahwa Ia tidak mendapat perhatian atau bantuan. Setelah dicek dan datang ke lokasi, ternyata terjadi misinformasi dan malahan ditemukan fakta baru bahwa Ia memiliki uang yang disimpan di dalam tumpukan kain di rumahnya,” ujarnya, dinukil dari Antara.

Baca Juga :   Kluster Baru Terbentuk di Probolinggo Karena Abai Isolasi Mandiri, hingga Pungutan Liar Insentif Guru PAUD | Koran Online 20 April

Musleniyetti kemudian mencari pihak keluarga Biyok dan menyarankan uang yang disimpan dikarung bisa ditabung ke bank. Sebab, Ia menemukan kumpulan uang di dalam tumpukan kain. Juga dalam karung yang berkapasitas 50 kilogram.

“Sebab kalau tidak, akan berisiko terhadap keselamatan dan kenyamannya. Apalagi Biyok sebelumnya juga pernah mendapatkan perlakuan jahat yang hampir merenggut nyawanya,” lanjutnya.

Pihak keluarga pun setuju dengan saran tersebut. Akhirnya dilakukan perhitungan keseluruhan uang yang dimiliki Biyok. Butuh waktu hingga dua hari untuk menghitung uang tersebut di Bank. Tak hanya itu, butuh 20 orang untuk menghitung jumlah uang dari pecahan Rp1.000 – 100 ribu. Didapatkan total Rp82 juta total uang milik Biyok.

Baca Juga :   Koran Online 22 April : Pelajar MTs Putus Cinta Pilih Akhiri Hidup, hingga Kementerian Pariwisata Siapkan Rp2 Miliar Bangun Rest Area di Puspo

Pihak keluarga pun menjelaskan dari mana uang tersebut didapatkan.

“Biasanya Ia bekerja sebagai pencuci piring di tempat-tempat pesta pernikahan di Payukumbuh. Saya yakin orang Payukumbuh pasti sering melihat dan mengenal Biyok. Uang tersebut pun juga bukan dari hasil mengemis karena Ia sering kerja sebagai pencuci piring, meskipun kadang juga ada dikasih oleh orang tanpa ia minta,” cerita Anton, salah seorang keluarga.

Biyok sendiri merupakan seorang tuna rungu, sehingga kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Namun Ia memiliki semangat untuk bekerja keras.

Pihak keluarga dan warga setempat kemudian membantu membersihkan rumah Biyok. Hasilnya, masih banyak uang yang dikumpulkan. Total ada 9 karung berisi uang dengan total sementara Rp174 juta. Masih ada 2 karung yang tersisa dan belum terhitung.

Baca Juga :   Banjir di Grati, Aktivitas Sekolah Lumpuh

Selain pecahan baru, ada juga uang dengan keluaran lama dan tidak laku. Setidaknya ada 1 karung uang yang berisi pecahan mulai Rp25. Sebab, Biyok sudah mengumpulkan uang ini sejak tahun 90-an. (may/ono)