Dringu Banjir, Ratusan Warga Terdampak Mengungsi

1046

 

Dringu (wartabromo.com) – Ratusan warga terdampak banjir di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo memilih mengungsi.  Pasalnya, rumah mereka rusak diterjang banjir.

Banjir kali ketiga dalam sepekan ini mengakibatkan ratusan rumah mengalami kerusakan, baik fisik maupun kerusakan perabotan.

Terjangan banjir kemarin membawa lebih banyak material lumpur dan pasir. Debit air terbilang tinggi dari banjir sebelumnya. Sehingga, wilayah terdampak banjir juga meluas.

Seperti yang terjadi di Desa Kedungdalem. Rumah-rumah warga yang berada di sisi selatan yang biasanya tidak terdampak banjir, kini juga terdampak.

“Kalau di sekitar Dusun Gandean sini, sejak banjir kedua itu sudah ditinggalkan. Karena material lumpur sudah masuk ke dapur dan bagian rumah lainnya,” kata salah satu warga, Kasman, Selasa (9/3/2021).

Baca Juga :   Pasien Positif Covid-19 Asal Tiris Kabur dari Rumah Pengawasan

Di sekitar kanan kiri rumahnya saja, ada enam rumah yang ditinggalkan penghuninya. Otomatis, banyak rumah kosong lantaran ditinggal penghuninya.

“Rata-rata ya mengungsi ke rumah saudara, atau bahkan sewa kamar kos,” imbuh lelaki 65 tahun ini.

Rumah Kasman sendiri, bagian dapurnya sudah rusak parah, terkubur material pasir dan lumpur. Begitu juga dengan bagian dalam rumah. Kasur, lemari baju, kursi, dan semua perabotan rusak diterjang banjir. Endapan lumpur dan material banjir di dapur Kasman mencapai 1,5 meter.

Terpisah, Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) pada Dinas Sosial Kabupaten Probolinggo, Ofie Agustin menjelaskan, ada puluhan warga yang dievakuasi pada malam saat terjangan banjir ketiga datang.

Baca Juga :   Asmara Melatarbelakangi Pembunuhan di Wonomerto, Dipicu Unggahan TikTok

“Rata-rata wanita, lansia, dan anak-anak. Ada pula yang sakit dan trauma juga kami evakuasi,” katanya.

Berdasarkan data, ada 1.837 KK terdampak atau 5.692 jiwa. Banjir ketiga ini, jangkauannya meluas, sehingga warga yang tidak sempat siap-siap, mengalami kerusakan perabotan yang parah. (lai/saw/ono)