Warga Tengger Lebih Butuh Air Ketimbang Jembatan Kaca

3725

 

Sukapura (WartaBromo.com) – Rencana pemerintah pusat untuk membangun jembatan kaca di Seruni Point, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo tak seiring dengan keinginan warga Suku Tengger. Suku minoritas ini, lebih memilih dibuatkan saluran air bersih.

“Proyek itu kan top down dari pusat ke daerah, ya sudahlah kami terima. Seandainya jika kami diajak diskusi, maka kami pasti akan memilih dibangunkan saluran air bersih. Baik untuk kebutuhan warga maupun wisata,” kata Supoyo, tokoh Suku Tengger pada Minggu, 4 April 2021.

Supoyo mengungkapkan, selama ini ribuan warga Tengger bergantung pada pasokan air bersih dari Gunung Ayeg-Ayeg (±2.800 mdpl) Kabupaten Lumajang. Air bersih dari Semeru itu, disalurkan melalui pipa dengan panjang sekitar 30 kilometer menuju perkampungan Suku Tengger di Kecamatan Sukapura. Namun, debitnya tak selalu lancar.

Baca Juga :   Lima Kecamatan di Probolinggo Dilanda Cuaca Ekstrem

Gangguan pasokan air antara Ranu Pani dan Ranu Kumbolo itu sering terjadi. Semisal karena pipa paralon pecah. Kadang pula terkena imbas kebakaran hutan di sekitar Bromo. “Kekurangan air sangat kami rasakan, saat terjadi kerusakan. Termasuk pada musim kemarau,” lanjutnya.

Diketahui, jembatan kaca akan dibangun pada pertengahan 2021 hingga 2022. Secara umum, jembatan kaca tersebut mempunyai bentang Sepajang 148 meter dengan lebar 3 meter. Mempunyai ketinggian curah antara 80 meter hingga 105 meter. Lokasinya berada di curah pedukuhan Seruni atau sebelum Seruni Point, timur parkir.

Jika terwujud, jembatan kaca itu terbilang satu-satunya di Jawa Timur. Nantinya wisatawan bisa melihat eksotika pemandangan Gunung Bromo, Gunung Batok, dan Gunung Semeru. Selain juga dapat menikmati keindahan hutan yang di bawah jembatan.

Baca Juga :   Lolos Dari Kepungan Warga, Pemuda Pencuri Motor di Maron Tertangkap Polisi

Proyek multiyears dari Ditjen Bina Marga pada Kementerian PUPR tersebut dimaksudkan mendukung kawasan Bromo yang masuk kawasan strategis pembangunan nasional (KSPN). Mengingat, wisata Bromo menjadi rujukan wisata, tidak hanya nasional tapi juga internasional.

“Saya kira lokasi itu aman dari material erupsi. Selama ini, abu vulkanik Gunung Bromo tidak mengarah ke Seruni Point. Ya mudah-mudahan akan semakin meningkatkan kunjung wisatawan,” kata anggota DPRD Kabupaten Probolinggo itu. (lai/saw/ono)