Siswa Rentan Alami Gangguan Penglihatan Saat Daring, Guru Harus Pro-aktif

663

Probolinggo (WartaBromo) – Penerapan belajar dalam jaringan (daring) selama pandemi Covid-19 berdampak buruk bagi kesehatan mata anak didik. Guru sebagai pendidik diminta aktif jika menemukan anak didiknya alami gangguan penglihatan.

Kecenderungan menghabiskan waktu di depan layar ponsel, membuat anak rentan alami gangguan penglihatan. Belajar daring menyebabkan fenomena ‘Booming miopa’ atau anak terkena rabun jauh miopia (berkaca mata minus). Mereka terpapar radiasi yang dipancarkan oleh ponsel dalam waktu yang lama.

“Berdasarkan penelitian belajar daring itu berdampak bagi kesehatan mata. Siswa itu, meskipun selesai belajar, seharian masih ngini terus (melihat atau menatap layar smartphone). Ternyata sangat berdampak pada gangguan penglihatan,” kata Asyiah Sugianti, pegiat kesehatan mata, kepada wartabromo.com, Jumat, 11 Juni 2021.

Baca Juga :   Relawan TIK Pasuruan Dorong Kelompok Milenial Bijak Bermedsos

Karenanya, ia mendorong guru berperan aktif jika menemukan adanya gangguan penglihatan anak didiknya. Tidak perlu menunggu terjadi kebutaan permanen pada siswanya. Karena deteksi awal sangat penting dalam mencegah kebutaan permanen.

“Tidak perlu menunggu ke rumah sakit, guru bisa langsung ke Puskesmas terdekat melaporkan kepada perawat mata biar ada tindak lanjut. Misalnya setelah diperiksa diberi kacamata gratis. Ini bentuk kepedulian guru kepada siswanya, namun terkadang ada guru yang masih ego sektoral,” ujar Direktur Yayasan Paramitra Jawa Timur itu.

Faktor lain yang ikut mempercepat rabun jauh antara lain posisi baca, meja baca tidak memenuhi syarat dan penerangan ruangan yang kurang. Juga karena dipicu anak tidak pernah berolahraga, malas gerak (mager) sehingga kondisi ini akan makin mempercepat.

Baca Juga :   Wifi Lemot? Ini Penyebab dan Cara Kencangkan Koneksi Internet

“Kami melalui kader mata, perawat dan dokter yang dilatih untuk mendorong Dinkes untuk melakukan skrining pasien di Puskesmas masing-masing untuk dikirim ke rumah sakit yang ada dokter matanya,” kata dr. Mirah Samiyyah, Ketua Komisi mata daerah (Komatda) Kabupaten Probolinggo.

Di Kabupaten Probolinggo ada 4 rumah sakit yang mempunyai fasilitas layanan kesehatan mata. Yakni di RSUD Waluyo Jati Kraksaan, RSU Wonolangan, RSU Graha Sehat dan RSU Rizani.

“Saya kira di empat rumah sakit itu, mampu melayani. Nanti kalau ada lebih banyak pasien, mungkin ada tambahan dokter spesialis mata,” sebut Kabid Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, dr. Dwi Indah Lestari. (cho/saw)