Bersih-bersih Bromo, Warga Tengger Dapat 10 Pikap Sampah

835

Sukapura (WartaBromo) – Pasca perayaan Yadnya Kasada 2021, warga Suku Tengger bersih-bersih (Clean up) di Gunung Bromo pada 27-28 Juni. Di hari pertama, sampah yang berhasil dikumpulkan mencapai 10 pikap.

Puluhan warga bersama petugas TNBTS dan TNI/Polri, mereka bergotong royong membersihkan area sekitar Pure Poten Luhur. Juga di sekitar tangga kawah Gunung Bromo.

“Warga bersama relawan dan petugas, sejak kemarin bersih-bersih sampah sisa Kasada. Hari ini masih berlangsung,” sebut Sunario Yudidarmanto kepada WartaBromo pada Senin, 28 Juni 2021.

Sampah organik dan non-organik di kawasan Bromo, memang banyak pasca ritual. Seiring banyaknya warga yang merayakan ritual tahunan tersebut.

Pada hari pertama, ada 10 pikap sampah yang berhasil dikumpulkan oleh relawan. Sampah-sampah itu diangkut tempat pembuangan sampah (TPS).

Baca Juga :   Gudang Triplek di Mayangan Hangus Terbakar

Selain jalur menuju Gunung Bromo dan tangga kawah, bibir kawah terlihat banyak sampah sisa larung saji pada Yadnya Kasada.

“Relawan memerlukan alat khusus agar tetap aman, yakni menggunakan alat pendakian, seperti karabiner, karmantel webbing. Ya itu dilakukan untuk membersihkan kawasan bibir kawah,” terang Gondo Andono, relawan yang ikut aksi clean up.

Volume sampah di kawasan wisata Gunung Bromo memang meningkat usai ada kegiatan besar. Peningkatan itu, juga terjadi termasuk pada masa libur hari besar, seperti natal, tahun baru, Idul Fitri dan lainnya. Pada libur natal 2020 dan tahun baru 2021 lalu misalnya, para relawan sampai berhasil mengumpulkan 1,5 ton sampah.

Baca Juga :   Telah Diputuskan, Ini Tarif Tol Paspro

Untuk itu, ke depan semua pihak harus lebih sadar terhadap kebersihan di wisata Gunung Bromo. Kumpulkan sampah di tempat yang disediakan. Bila tidak menemukan tempat sampah, simpan kembali sampahnya sampai menemukan tempat sampah.

“Kesadaran ini didasari kembali bahwa kebaikan kepada alam, juga akan terbalas dengan terciptanya lingkungan yang baik. Kelestarian alam di masa depan, bergantung kepada kita saat ini,” kata pria asal Desa Wonotoro, Kecamatan Sukapura itu. (saw/may)