Cerita Soe Hok Gie, Pendaki yang Meninggal di Puncak Semeru karena Gas Beracun

1756
  Lumajang (WartaBromo.com) – Soe Hok Gie meninggal dunia di puncak Gunung Semeru. Ia meninggal di gunung tertinggi Pulau Jawa karena menghirup gas beracun, beberapa jam sebelum genap berusia 27 tahun. Dikutip dari Kompas.com, Gie dan Idhan bersama rombongan pendaki lainnya, yakni Abdurrachman, Herman Onesimus Lantang, Anton Wijaya, Rudy Badil, Freddy Lodewijk Lasut, dan wartawan Sinar Harapan Arstides Katoppo melakukan pendakian pada pada 16 Desember 1969. Sekitar pukul 07.00 , rombongan Gie dan teman-temannya berangkat dari Stasiun Gubeng Surabaya. Waktu itu, moment istimewa berada pada Gie. Pasalnya, ia berencana merayakan ulang tahun tepat pada 17 Desember di puncak Gunung Semeru (3.676 mdpl).
Baca Juga :   Bantuan Makanan dan Pakaian Bekas Layak Pakai Overload
Kala itu, jalur pendakian yang diambil oleh Gie dan rombongan berbeda dari biasanya, jalur itu memang dikenal belum banyak dikunjungi oleh pendaki. Berbekal buku panduan mendaki terbitan belanda tahun 1930, rombongan mulai berangkat. Jalur tak umum itu mulai dilalui, melewati Kali Amprong mengikuti pematang Gunung Ayek Ayek, sampai turun ke arah Oro Oro Ombo. Disitulah rombongan kemudian mendirikan tenda. Kemudian perjalanan kembali dilanjutkan hingga sampai di Arcopodo, disitulah Gie dan rombongan lainnya meninggalkan tas dan tenda untuk bisa mencapai puncak Mahameru. Rombongan dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok pertama yakni Aristides, Gie, Rudy Badil, Anton Wijaya, Abdurrachman, dan Freddy. Sedangkan kelompok kedua hanya ada Heman dan Idhan.
Baca Juga :   Gunung Semeru Muntahkan Lava Pijar
Akhirnya mereka mencapai Puncak Mahameru jelang sore dan mulai kehabisan tenaga. Hok Gie sedang duduk dengan didampingi Idham. Namun, Herman tetap berdiri. Menurut kesaksian Herman, Gie dan Idhan menghirup gas beracun yang massanya lebih berat dari oksigen. Hal ini menyebabkan kondisi keduanya lemas. Gie hanya terdiam, kemudian menggelapar. Gie, mahasiswa asal Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1962 akhirnya dinyatakan meninggal di Puncak Mahameru karena menghirup gas beracun, beberapa jam sebelum genap berusia 27 tahun. Tak lama berselang, Idhan meninggal menyusul Gie. Akibat jalur yang ekstrem, evakuasi jenazah Gie dan Idhan dilakukan dengan proses yang terbilang panjang. Pada 24 Desember, jenazah keduanya tiba di rumah masing-masing, kemudian disemayamkan di Fakultas Sastra UI Rawamangun. (Kompas.com/don/asd)