“Cuma, kalau saya lihat sekarang ini, separo siswa saja yang masuk, halaman parkir sepeda motor itu penuh Pak. Itu berarti banyak yang mampu. Lagi pula, dana BOS juga tidak bisa mengcover seluruh kegiatan sekolah. Bayangkan kita punya 28 ekstra kurikuler. Sekolah bocor. Atap jebol. Ini sekolah favorit apa kaporit. Nah, terus biayanya dari mana,” tegas Imron.
Habib Zainal dari Dalwa Bangil menilai pro kontra dalam dunia Pendidikan itu biasa. Dulu saat dia menjadi salah satu pencetus ide MAN Insan Cendikia di Pasuruan, pertentangan dari para tokoh luar biasa massif. Namun, ketika MAN IC berdiri, ternyata mereka ingin menyekolahkan anaknya ke MAN IC.
“Saya sih enjoy saja. Diskusi apa saja saya layani. Yang penting jangan merasa menjadi hero. Ini loh aku sudah memprotes perubahan Lembaga. Jangan menjadi komoditi dalam persoalan ini. Ayo kita berpikir jernih. Berilah kesempatan anak-anak kita berkembang dengan baik. Jadilah orang Bangil yang baik dan visioner. Kalau ada yang kurang-kurang, ya ayo kita benahi. Dan ini wajar karena bagian dari proses,” tegas Habib Zainal.
Sementara itu, sebagai alumni SMANBA, Muh Zaini juga akan menggunakan hak politiknya di dewan. Sebagai anggota komisi 4, hak pengawasan di DPRD Kabupaten Pasuruan bakal dilanjutkan setelah tahun baru nanti.
“Saya akan rundingkan ini semua di internal komisi. Dan akan segera kami lakukan turun ke SMANBA. Kami akan panggil Diknas Provinsi, Cabang Diknas, dan seluruh stakeholder terkait. Ini serius. Agar kami juga bisa menilai perubahan SMANBA ini secara utuh,” cetus Zaini.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua DPRD, Moh Rusdi Sutejo. Menurut Rusdi, pihaknya hampir setiap hari disambati para alumni dan keluarga besar SMANBA atas perubahan lembaga ini.
“Bahkan, banyak dari mereka yang akan demo ke SMANBA. Saya bilang, saya bersama anggota dewan lainnya akan turun dulu ke SMANBA. Kalau nantinya ada yang tidak beres dalam perubahan lembaga ini, ya apa boleh buat,” tegas Wakil rakyat asal Kalianyar, Bangil ini. (day/asd)
