Warga Probolinggo Berebut Minyak Goreng di Swalayan

1131

Mayangan (wartabromo.com) – Minyak goreng masih mengalami kelangkaan di Probolinggo. Warga pun berebut minyak goreng, begitu ada pengiriman di salah satu swalayan.

Warga langsung berebut minyak goreng. Puluhan karton minyak goreng yang baru datang pun, habis dalam waktu sekejap.

Ya, dalam dua pekan terakhir, minyak goreng langka di Probolinggo. Toko kelontong, retail modern, maupun swalayan, mengalami kekosongan stok. Kalaupun ada, segera habis.

Seperti yang terjadi di swalayan ini. Warga rela antre dan menunggu adanya kiriman minyak goreng.

“Sudah dari tadi saya menunggu. Cari keliling kota tidak ada. Mulai dari rumah, toko juga tidak ada. Baru di sini dapat, tapi hanya boleh dua liter,” kata Isnaini, salah satu pembeli, Rabu 16 Februari 2022.

Baca Juga :   6 Motor Ditinggal Saat Polisi Gerebek Pesta Miras hingga Kata Ahli Hidrologi Soal Penyebab Banjir di Pasuruan | Koran Online 16 Feb

Walau harga minyak goreng murah, namun masyarakat masih kesulitan mencari minyak goreng. Saat ini, harga minyak goreng di kisaran harga Rp14 ribu per liternya.

Sementara itu, keterangan dari manajemen swalayan, aksi berebut minyak goreng sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Setiap kiriman datang dari distributor, pasti segera habis dan diserbu warga.

“Mulai dari kelangkaan minyak itu masyarakat selalu berebut. Sebetulnya masyarakat tidak perlu panic buying seperti itu, karena ada beberapa distributor yang masih menyuplai kebutuhan minyak. Tapi ya begitu, tidak sekaligus. Melainkan bertahap,” kata Manager Store Sinar Terang, Hadi Ferdianto.

Warga berharap, pemerintah segera turun tangan, mengatasi kelangkaan minyak goreng di pasaran. Sebab saat ini, warga harus berkeliling atau mengantre lama, untuk mendapatkan minyak goreng.

Baca Juga :   Kasus Korupsi Hasan-Tantri, KPK Periksa PNS hingga IRT

Imbas dari kelangkaan minyak goreng itu, berdampak pada sektor bisnis kuliner. Banyak restoran maupun warung makan, mengaku kesulitan mendapatkan minyak goreng.

Bahkan untuk mendapatkan minyak goreng, pelaku usaha kuliner harus merogoh kocek lebih dalam. Serta melewatkan waktu lebih lama, untuk mendapatkan minyak goreng.

“Tiap pagi kami harus kerahkan karyawan untuk membeli minyak goreng. Kadang lama ngantri tapi tidak dapat. Untuk mendapatkan minyak itu kami harus mengeluarkan biaya tambahan, karena susah mendapatkan minyak goreng,” terang salah satu pemilik resto, Dedi Riyawan.

Bukannya mendapat keuntungan, pelaku usaha kuliner justru merugi. Akibat kelangkaan minyak goreng ini. Selain itu, pemilik resto juga sering menolak pesanan pelanggan, karena minyak goreng habis. Hal itu membuat restoran mengalami penurunan omzet. (lai/saw)