Januari Hingga Maret, Kota Pasuruan 14 Kali Diterjang Banjir

466

Pasuruan (WartaBromo.com) – Kota Pasuruan masih langganan banjir tiap tiba musim penghujan. Sepanjang Januari hingga Maret 2022, Kota Pasuruan tercatat sudah belasan kali diterjang banjir.

BPBD Kota Pasuruan mencatat, pada bulan Januari kemarin ada 7 kali kejadian banjir; Februari diungkap 4 kali kejadian banjir; sedangkan pada Maret sebanyak 4 kali kejadian banjir.

Penyebab banjir pun beragam, mulai karena luapan tiga sungai besar yang mengalir di Kota Pasuruan yakni Sungai Petung, Sungai Welang, dan Sungai Gembong, hingga tingginya curah hujan.

Beberapa kelurahan yang menjadi langganan banjir antara lain adalah Kelurahan Kebonsari, Kelurahan Blandongan, dan Kelurahan Karangketug.

“Ketiga kelurahan ini letaknya memang dekat dengan tiga sungai tersebut,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Pasuruan, Samsul Hadi, Jumat (08/04/2022).

Baca Juga :   Longsor di Piket Nol, Pengendara Dihimbau Ambil Jalur Lain

Kelurahan yang terdampak cukup parah setiap datang banjir adalah Kelurahan Karangketug, khususnya di lingkungan Rujakgadung. Pada data BPBD, setiap banjir datang di wilayah ini, rata-rata ketinggian air mencapai 1,5 meter.

Selain air, banjir di Rujakgadung juga membawa serta lumpur yang mengendap, baik di jalan-jalan permukiman, rumah, dan saluran irigasi.

Untuk mengatasi ini, Pemkot Pasuruan mempunyai wacana untuk membangun rumah pompa di wilayah Rujakgadung. Rumah pompa ini nantinya berfungsi untuk menyedot air yang merendam pemukiman.

Wakil Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo mengatakan, kemampuan rumah pompa menyedot air adalah 0,5 meter kubik per detik, sementara debit air sungai di lingkungan Rujakgadung adalah 50 meter kubik per detik.

Baca Juga :   Setelah 4 Bulan Kabur, Tahanan Rutan Bangil Tertangkap di Sumenep

“Langkah yang paling memungkinkan memang membangun rumah pompa. Harapannya masyarakat, meski air masuk, itu bisa cepat surut,” kata Adi.

Sementara itu Kepala Dinas PUPR Kota Pasuruan, Gustap Purwoko menambahkan, pihaknya masih mempelajari arus air yang kerap menyebabkan banjir di Rujakgadung.

“Kita akan pelajari dulu arah air ini darimana. Kalau memang dari jembatan sungai itu, mungkin akan kita buat pintu. Jadi pas banjir ditutup. Baru kalau ada air yang tetap meluber, itu pakai pompa,” kata Gustap. (tof/ono)