Mengenal Raja Kaligrafi Asal Bangil, Penulis Mushaf Istiqlal hingga Kiswah Ka’bah

1996
“Tiap-tiap bulan rajab dicopot, sampai sekarang ini kiswah ka’bah itu setahun sekali dicopot. Tapi, anak-anak raja itu ngambil rebutan untuk ngambil tulisan itu, karena tulisan itu dari emas murni 45 kilo jumlahnya ini, saya yang desain itu.”
Laporan : Akhmad Romadoni KALIGRAFI adalah seni menulis yang indah dan banyak diminati oleh masyarakat. Kali ini, wartabromo.com bertemu dengan kakek asal Kelurahan Gempeng, Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan. Beliau bisa disebut sebagai maestro kaligrafi di Indonesia. Bagaimana tidak, Muhammad Faiz Abdul Rozzaq (84) adalah satu-satunya orang yang pernah menulis atau mendesain kaligrafi kiswah ka’bah di Makkah. Saat ditemui di rumahnya, beliau masih sibuk dengan membuat sejumlah kaligrafi pesanan dari berbagai masjid di Indonesia. “Sampai sekarang ini masih sibuk dengan tulisan-tulisan kaligrafi ini,” kata Faiz berbincang santai bersama WartaBromo. Kakek dengan 8 anak dan 16 cucu ini memang sudah cukup lama berkecimpung di dunia kaligrafi. Dengan bekal ilmu yang diberikan oleh ayahnya dulu, Faiz mulai terjun dan belajar menulis kaligrafi sejak bangku SMP.
Baca Juga :   Cerita Cantiknya Kaligrafi Serbuk Kayu di Probolinggo
“Memang turun temurun dari keluarga, sejak SMP saya membantu menulis kaligrafi. Mungkin ini hidayah dari Allah, karena orang tua saya hidupnya dari kalangan pesantren, nulis kitab-kitab,” lanjutanya. Darah seni yang mengalir padanya ia asah hingga menjadi seniman kaligrafi tingkat nasional. Di umur 30 an, Ia telah mampu membuat kaligrafi di puluhan masjid di Indonesia. Salah satu karyanya yang masih dikenang ialah saat era presiden Soeharto, ia ditunjuk sebagai desainer atau penulis Mushaf Istiqlal pada tahun 1993. “Pada era Soeharto saya ditunjuk untuk menulis Mushaf Istiqlal, saya yang nulis,” ujarnya sambil menceritakan masa itu. Kakek yang sudah 60 tahun lebih tinggal di Kecamatan Bangil ini juga menggarap kaligrafi di puluhan masjid di Indonesia. Antara lain yakni Masjid Al Falah Surabaya, Masjid Nasional Istiqlal Jakarta, Masjid At Taqwa Sririt Bali
Baca Juga :   Cerita Cantiknya Kaligrafi Serbuk Kayu di Probolinggo
Kemudian, Masjid Agung Bengkulu Sumatera, Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Masjid Polda Kendari, Masjid Nurul Fallah Kaltim, Masjid Islamic Center Samarinda, Masjid Agung Lumajang, Masjid Arif Nurul Huda Polda Jatim serta puluhan masjid di Indonesia. Faiz sangat bangga menjadi bagian penulis kaligrafi masjid di penjuru nasional. Baginya, kaligrafi tidak hanya seni menulis indah. Lebih dari itu, juga tersirat pesan di baliknya. Sabagai penulis kaligrafi tingkat Nasional bahkan Internasional, suka duka dalam membuat karya kaligrafi juga pernah Ia rasakan. Seperti pengalamannya saat menulis kaligrafi di Sukorejo Pasuruan. “Waktu saya tagih gak ada, anak buah saya yang ngerjakan dikasih uang Rp50 ribu dan rokok. Saya hanya dikasih buah kelampok. Tapi hati saya saya bilang alhamdulilah,” ujarnya.
Baca Juga :   Cerita Cantiknya Kaligrafi Serbuk Kayu di Probolinggo
Faiz yang saat ini menjadi Dewan Pengawas Kaligrafi Nasional juga pernah menimba ilmu di King Abdul Aziz University Jedah 1979-1984. Saat itu juga ia pernah ditunjuk sebagai penulis atau desainer Kiswah Ka’bah. Ia merasa bangga bisa menjadi bagian dari Kiswah Ka’bah. “Tiap-tiap bulan rajab dicopot, sampai sekarang ini kiswah ka’bah itu setahun sekali dicopot. Tapi, anak-anak raja itu ngambil rebutan untuk ngambil tulisan itu, karena tulisan itu dari emas murni 45 kilo jumlahnya ini, saya yang desain itu,” ujarnya. Selain desainer Kiswah Ka’bah, ia juga juga membuat stempel Ka’bah. “Yang bikin stempel juga saya,” katanya. Hingga kini, pengalamannya ditularkan pada anak-anaknya. Beliau juga mempunyai galery kaligrafi di Masjid Manarul Bangil. Ada banyak karyanya dengan berbagi model penulisan kaligrafi. Simak videonya: