Tak Ditemui Pejabat, Mahasiswa Probolinggo Blokir Pantura

843

Kraksaan (WartaBromo.com) – Ratusan mahasiswa di Probolinggo menggelar unjuk rasa di depan Kantor Bupati, Kamis (14/4/2022) pagi. Dalam aksinya, massa sempat memblokade jalur Pantura dan membakar ban karena tak ditemui pejabat pemerintah.

Para peserta aksi yang dihimpun Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Probolinggo ini menyampaikan sejumlah tuntutan. Di antaranya, mendesak pemerintah untuk menghentikan pemberian izin pembangunan dan perluasan tambak udang modern. Pasalnya, proyek ini membabat mangrove dan merusak lingkungan.

“Pemerintah harus melakukan audit lingkungan terhadap tambak-tambak udang modern di Probolinggo karena menyebabkan krisis sosial-ekologis, seperti alih fungsi lahan mangrove, banjir rob dan limbah insdustri yang bermuara ke laut,” kata korlap aksi,, Hanisatut Taubah.

Baca Juga :   Pemilik Kapal Penyeberangan Tradisional Tolak Kapal Cepat Gili Ketapang

Sejumlah isu di tingkat nasional juga mereka soroti. Terutama terkait wacana penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) dan perpanjangan masa jabatan presiden. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM serta Pajak Pertambahan Nilai (PPN) juga mereka soroti.

Semula, aksi ini berlangsung tertib. Namun, karena tak ada pejabat pemerintah daerah yang menemui mereka, massa membakar ban dan memblokade Jalan Panglima Sudirman atau jalur pantura Probolinggo.

“Kami tidak mau anarkis, hanya saja pemerintah kurang peka sehingga kami memutuskan untuk blokade jalan dan bakar ban. Seandainya ada perwakilan dari pemerintah keluar, mungkin tidak bakal seperti ini,” ucap Anis, sapaan akrabnya.

“Kalau sampai tidak ada perwakilan pemerintah yang keluar ya tetap kami tidak akan bubar barisan. Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi kami sebagai mahasiswa, tidak lebih,” ancam mahasiswi asal Kecamatan Paiton itu.

Baca Juga :   Aspal Jembatan Kedunglarangan Ambles, Arah Surabaya Dialihkan Via Tol

Pemblokiran jalan raya itu, membuat Kapolres Probolinggo AKBP Teuku Arsya Khadafi kesal. Apalagi imbas blokade itu, arus lalu lintas macet total. Ia pun meminta massa untuk membuka jalur.

“Menyampaikan aspirasi boleh-boleh saja, tidak ada yang melarang, tetapi kalau sampai tindakannya mengganggu kelancaran arus lalin beda lagi ceritanya. Banyak kendaraan melintas sehingga faktor keselamatan massa dan kelancaran arus kami kedepankan,” tegasnya. (cho/saw)