Pria Asal Gadingrejo Ini Bikin Ragam Kerajinan dari Akar Bambu

411
Laporan : Akhmad Romadoni CUACA cukup terik saat Mujamil (47) berkeliling mencari akar bambu yang sudah tua, akhir pekan lalu. Berada tak jauh dari rumahnya di Kelurahan Krapyakrejo, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, ia berjalan kaki untuk menuju tempat dimana akar bambu itu bisa didapatnya. Sebuah rumpun bambu yang berada di tepian sungai menjadi jujugannya. “Ini saya pilih yang pas akar bambunya, menyesuaikan hewan apa nanti yang akan dibuat,” katanya sembari memotong akar bambu tersebut. Begitu selesai, Mujamil bergegas kembali pulang. Di ruangan berukuran 1,5 x 2 meter, Mujamil lantas membentuk batang akar bambu tersebut menjadi kerajinan hewan. Mulai dari ayam, burung, bebek hingga lain-lainnya. “Prosesnya disini, butuh ketelitian, pecok (pisau besar) dibutuhkan untuk membuat desain hewan agar sama persis dengan aslinya,” katanya.
Baca Juga :   Kisah Mantan Pemandu Wisata, Terpuruk hingga Bangkit karena Wabah
Selain pisau besar, alat-alat yang digunakan untuk memproses kerajinan itu adalah gergaji, lem. Ada juga kertas pasir atau amplas untuk menghaluskan kerajinan buatannya. “Ini saya bisa bikin bebek, burung atau ayam ini sehari bisa 2-3 produk,” katanya sambil mengerjakan produk kerajinannya. Jamil, sapaannya mengatakan, ia mulai membuat kerajinan tersebut sejak tahun 2020 lalu. Berawal dari iseng karena sering berada di kebun pinggir sungai, ia kemudian terbesit untuk memanfaatkan akar bambu yang melimpah menjadi kerajinan bernilai tinggi. “Corona kan sepi, saya juga sering ke tegal (kebun) menebang bambu. Kok akar bambu ini kaya bisa dibuat bebek, kemudian lah saya membuatnya,” ungkapnya sambil tersenyum.
Baca Juga :   Berkat Limbah Kayu, Warga Randusari Jadi Pemuda Pelopor Jatim
Dari hasil kerajinan yang ia buat, jamil menjualnya dengan harga Rp.50 ribu- Rp.100 ribu tergantung tingkat kesulitannya. Produknya sudah banyak di beli oleh kerabat hingga masyarakat lain dari luar daerah. “Alhamdulillah, banyak sudah Pasuruan sini kerabat-kerabat, sampai Sidoarjo juga,” ungkapnya. Jamil mengaku, pasar kerajinan buatannya sejatinya cukup menjanjikan. Hanya saja, modal yang terbatas membuatnya kesulitan untuk mengembangkan usahanya. Sebab, untuk memenuhi permintaan pasar, ia butuh bahan dan alat produksi yang cukup banyak. “Masalahnya itu, saya masih susah modal,” katanya. Khoiri (53), pembeli asal Kota Pasuruan yang kebetulan ada di lokasi tertarik dengan produk buatan Jamil karena dinilai eksentrik. k “Saya sangat tertarik, karena memang mempunyai seni yang tinggi, asli dari akar bambu,” tandasnya. (asd)