Pegiat Wisata-Suku Tengger Minta Balai Besar Tak Loloskan Izin Trail di Laut Pasir Bromo

1190

Sukapura (WartaBromo.com) – Panitia Bromo Adventure Trail and Mountain Bike akhirnya bertemu dengan pegiat wisata Bromo menyikapi polemik kegiatan yang rencananya dihelat Agustus mendatang itu.

Namun, pertemuan yang berlangsung di aula TNBTS itu tak mencapai kesepakatan. Pihak panitia bersikukuh untuk meneruskan rencananya. Sementara pelaku wisata tetap menolak lantaran kegiatan tersebut dikhawatirkan merusak ekosistem lautan pasir.

Dalam paparannya, Agus Supriadi, selaku perwakilan panitia menyebut sudah koordinasi dengan Plt. Bupati Probolinggo, Timbul Prihanjoko terkait even Bromo Adventure Trail and Mountain Bike, yang dihelat 28 Agustus 2022 mendatang.

Ia bilang, kegiatan itu akan diikuti seribu pengendara trail dan dua ribu peserta mountain bike. “Pastinya mereka kan membawa kru atau keluarga yang turut serta. Dengan estimasi satu orang membelanjakan uang minimal satu juta, berarti ada perputaran uang sekitar dua miliar nantinya,” jelas Agus, Sabtu (23/7/2022).

Baca Juga :   Kebakaran Hutan Padam, TNBTS : Selamat Berwisata!

Hal itu tentunya akan memberikan dampak ekonomi pada masyarakat Tengger. Untuk pelaksanaan, Agus menegaskan sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Mempertimbangkan multiple effect yang akan ditimbulkan, panitia berharap kegiatan tersebut bisa diloloskan.

Menyikapi hal itu, Ketua PHRI Kabupaten Probolinggo, Digdoyo Djamaludin menyebut, sejauh ini Bromo sudah terkenal ke seluruh dunia. Sebagai kawasan purba yang memiliki keindahan alam eksotik.

“Tanpa dipromosikan seperti itu pun orang sudah tahu Bromo itu indah. Bahkan di bulan Agustus itu, akan ada seribu wisatawan dari Italia yang akan berkunjung, silakan cek, hotel dan homestay sudah penuh semua, itu peak season,” ujar lelaki yang akrab disapa Yoyok ini.

Baca Juga :   Tiket Masuk ke Bromo & Semeru Naik

Warga Tengger dan pegiat wisata Bromo pun tetap khawatir akan adanya dampak negatif dari kegiatan itu. “Bayangkan saja, jika ribuan motor itu menggeber mesin bersama-sama. Bagaimana bisingnya suara knalpot yang dihasilkan,” imbuh Yoyok.

Pertemuan itu pun berlangsung tanpa ada titik temu. Sejauh ini keputusan izin pelaksanaan, tetap ada di tangan BB TNBTS, selaku pemangku wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Di sisi lain, Humas BB TNBTS, Sarif Hidayat yang turut hadir dalam pertemuan itu belum memberikan keterangan apapun. Menurutnya, hasil pertemuan hari ini, akan disampaikan pada pimpinan. Untuk menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Kendati demikian, melihat jumlah peserta yang diperkirakan turut dalam kegiatan itu, komunitas Suku Tengger dan pegiat wisata Bromo berharap agar pihak BB TNBTS tidak meloloskan izin kegiatan itu. Pasalnya, agenda tersebut diyakini akan berdampak pada ekosistem setempat. (lai/saw/asd)