Warga Ranu Klakah Jual “Ikan Mabuk”, Boleh Dikonsumsi?

300

Klakah (WartaBromo.com) – Warga ramai-ramai menjual “ikan mabuk” yang terkena fenomena koyo di Ranu Klakah, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang. Lantas, bolehkah mengonsumsi “ikan mabuk”?

Sofia Ainurrohmah, Penyuluh Perikanan, Dinas Perikanan Kabupaten Lumajang menyebut ikan yang naik ke permukaan danau itu bukanlah ikan mabuk belerang seperti yang banyak dikatakan orang. Melainkan sedang mencari oksigen di area permukaan danau. Sehingga, ikan mabuk ini layak konsumsi.

“Makanya ikan-ikan itu naik ke atas untuk nyari oksigen karena di bawah itu gak ada oksigen, makanya orang-orang banyak yang nangkap ikan disitu,” ungkapnya, Rabu (27/7).

Pada hari pertama Koyo di Ranu Klakah, Senin (25/7) Dinas Perikanan Kabupaten Lumajang telah melakukan pengecekan kadar kualitas air. Hasilnya, Disolve Oxygen (DO) hanya 0.4 sampai 2.

Baca Juga :   Suami Sundut Rokok ke Tubuh Istri hingga Empat Pemuda Dibacok OTK | Koran Online 23 Jul

Sofia menerangkan kondisi tersebut merupakan akibat H2S, amoniak yang meningkat sehingga DO turun. Ini yang menyebabkan ikan kekurangan oksigen dan naik ke atas permukaan.

Fenomena Koyo itu hampir setiap tahun terjadi di Ranu Klakah. Sehingga warga sekitar sudah terbiasa dengan kondisi tersebut. Bahkan, ada beberapa warga yang bisa merasakan angin dan suhu tanda-tanda akan terjadi fenomena Koyo.

“Orang-orang situ udah tahu anginnya gimana, hawanya gimana, itu sudah tau tandanya. Kelompok petani keramba itu sudah punya alat pengukur kualitas air tapi sepertinya nggak dipakai,” lanjut Shofia.

Ditambahkan Shofia, fenomena Koyo biasanya berlangsung selama seminggu penuh, tergantung cuaca sekitar. Jika terjadi hujan maka kondisi akan kembali normal.

Baca Juga :   Bekuk Bandar, Tim Cobra Sita 4,87 Kg Sabu

“Itu tergantung hujan, kalau gak hujan bisa seminggu tapi kalau sudah turun hujan itu (fenomena koyo,red) sudah berhenti,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, pemilik keramba dan warga sekitar menjual ikan mabuk di sekitar Ranu Klakah. Harganya pun hanya separuh dari normal. Sehingga banyak warga yang menyerbu untuk membeli ikan ini. (rul/may)