Harga Bahan Baku Melonjak, Pengusaha Kerupuk Klimpungan

102

Pasuruan (WartaBromo.com) – Kenaikan harga BBM subsidi dan non subsidi yang berlaku mulai Sabtu, (3/9/2022) membuat masyarakat kelimpungan. Terutama bagi para pelaku bisnis, salah satunya bagi pengusaha kerupuk.

Jaja Raharja (45) pengusaha kerupuk di desa Sladi Gogoran, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan pun merasakan hal serupa. Ia mengatakan, kenaikan harga BBM turut menaikkan harga bahan pokok lain.

Artinya, mau tidak mau ia harus menaikkan harga kerupuknya. Sebab, untuk memproduksi kerupuk membutuhkan bahan olahan seperti, rempah-rempah, kaldu ayam, tepung dan lain sebagainya.

“Otomatis kita juga mengikuti harga pasaran, tidak mungkin kalau harga bahan baku naik kita tetap menjual dengan harga sama,” Ujar Jaja, Rabu (7/9/2022) kepada WartaBromo.

Baca Juga :   Harga BBM Naik, Ini Sektor yang Terdampak

Ia menjelaskan, harga bahan baku seperti bumbu dapur dan penyedap rasa naik sekitar 20-25%. Terasi yang mulanya dijual dengan harga Rp15.000/kg kini naik menjadi Rp20.000/kg.

“Ini saya menggunakan bahan yang bagus, ya ada sih yang harganya lebih murah tetapi kita tidak berani karena jaga kualitas,” tutur Jaja.

Tak hanya mengikuti ritme pasar, pria kelahiran Ciamis, Jawa Barat ini menerangkan, kenaikan harga kerupuk juga dipengaruhi dari penambahan biaya akomodasi.

Pasalnya, UD Raharja, perusahaan kerupuk yang tengah dikelolanya sering melakukan pengiriman ke berbagai daerah. Sehingga, naiknya harga BBM turut berpengaruh.

Senada dengan Jaja, Nur Huda yang bekerja sebagai karyawan di pabrik kerupuk tersebut juga setuju bila harga kerupuk naik. Sebab, tidak ada pilihan lain selain mengikuti perkembangan pasar.

Baca Juga :   BBM Dinaikkan, Ini Daftar Sembako yang Naik di Pasaran

“Mustahil ya kalau harga turun lagi, karena harga bahan baku naik otomatis ya harga kerupuknya juga naik dan sebagai customer harus siap menerima,” kata Nur Huda. (trj/yog)