Gempa hingga Erupsi Semeru Datang Silih Berganti, Apa Penyebabnya?

263
Semeru Keluarkan 8 Kali Gempa Letusan, Satu APG Jarak Luncur Hingga 8 KM

Pasuruan (WartaBromo.com) – Beberapa waktu terakhir, Indonesia diguncang gempa mulai dari di Cianjur, Garut, hingga erupsi Gunung Semeru. Warga pun bertanya-tanya, mengapa terjadinya bencana ini bisa berbarengan?

Dilansir dari Official akun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, ada penyebab mengapa terjadi bencana terus menerus. PVMBG mengutip penjelasan Mbak D, ahli geologi yang menceritakan tentang keadaan bumi dan pengaruhnya terhadap bencana.

Secara sederhana, Bumi telah “menumpangi” manusia untuk tinggal di atas keraknya yang disebut juga earth crust. Nah, kerak bumi ini terdiri dari lapisan kerak benua dan lapisan kerak samudera.

“Keduanya ini adalah lapisan terluar dari lapisan bumi yang mengambang di sebuah fluida maha panas yang bernama mantle,” lanjutnya.

Baca Juga :   Tak Kunjung Dapat Pertolongan, Korban Begal di Prigen Tewas Kehabisan Darah hingga KPU Kota Pasuruan Buka Pendaftaran Pasangan Calon Walikota 2020 | Koran Online 4 Sept

Maksud dari mengambang karena keadaannya memang dinamis, dan lapisan ini bisa bergerak secara rutin. Namun, manusia tidak merasakan pergerakan rutin ini.

“Mereka bergerak karena adanya arus konveksi panas yang ada di lapisan mantle di bawah kerak bumi,” lanjutnya.

Nah mulai dari lempeng, kerak bumi dan mantle berkaitan satu sama lain. Maka dari itu, saling mempengaruhi. “Jadi kan si lempeng benua dan lempeng samudera itu memang saling bergerak, nah pastinya mereka ‘ketemuan’ dong,” lanjut mbak D.

Proses ‘ketemuan’ inilah yang dianggap sebagai “bencana”. Saat mereka bergerak atau ‘ketemuan’, maka terjadilah gempa. Namun hanya gempa dengan skala di atas 5 magnitudolah yang biasanya terasa oleh warga.

Baca Juga :   Koran Online 28 Sept : Sumpah Pocong di Wonorejo, hingga Begal Diringkus Tim Cobra

“Di zona subduksi (tumbukan antara lempeng samudera dan lempeng benua ) akan terjadi sesuatu yang menakjubkan. Lempeng samudera memiliki lapisan yang lebih tipis dibandingkan si lempeng benua. Maka dari itu, kalau mereka beradu, pasti si oceanic crustnya ngalah, nyungsep ke bawahnya lempeng benua,” lanjutnya.

Panasnya zona di bawah bumi, membuat lempeng samudera jadi meleleh. Akhirnya terkena tekanan, dan melebur bersama suhu tinggi pada mantle bumi. Hasilnya, terjadilah magma, yang ingin sekali keluar untuk mencari tekanan lebih rendah.

“Sebenernya sih ya, di lapisan kerak bumi kita nih nyimpen magma. Yang mana kalau dia udah gak mampu nahan tekanan, ya udah dia keluarin deh. Makanya Gunung Api tertentu akan meningkat aktivitasnya,” lanjutnya.

Baca Juga :   Pandemi Bikin Ribuan Satwa Terancam Kelaparan dan Anak Malnutrisi | Koran Online 12 Ags

Mbak D menyebut, peristiwa yang terjadi pada akhir-akhir ini sebenarnya hal yang biasa bagi bumi. “Jadi ketika terjadi gempa bumi dan erupsi gunung api, itu adalah hal yang wajar bagi Bumi. Bumi tuh nggak kuat lho nahan beban lama,” lanjutnya.

Proses yang terjadi saat ini adalah versi bumi mengeluarkan “beban” berat secara perlahan. Justru apabila beban ini terlalu lama tersimpan, maka tekanan yang dikeluarkan semakin besar. Bisa-bisa, kiamat besarlah yang terjadi karena hal tersebut. (may)

Bolo Warmo bisa melihat ringkasan ceritanya di sini:

View this post on Instagram

A post shared by PVMBG (@pvmbg_)