Road Show Tadarus Politik, Anwar Sadad Ajak Anak Muda Jangan Apolitis

147

Pasuruan (WartaBromo.com) –Lahir dan besar di lingkungan Pesantren, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur, Anwar Sadad memiliki karir politik yang bisa dibilang moncer.

Politisi sekaligus ketua DPD Gerindra Jawa Timur ini mulai mengenyam pendidikan dasar hingga menengah atas di Sidogiri, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan.

Hal inilah yang melatarbelakangi Sadad memasuki dunia politik tidak lepas dari kedua orang tuanya yang merupakan aktivis organisasi masyarakat (Ormas) Islam terbesar di dunia, Nahdlatul Ulama (NU).

Sebagai wakil rakyat, Sadad terus masif menyelenggarakan tadarus Politik di bulan Ramadhan. Dalam berbagai kesempatan itu, ia mengajak anak muda untuk melek politik.

Menurutnya, pemuda dan politik merupakan dua hal yang tak bisa dipisahkan. Dalam sejarah di Indonesia misalnya, menunjukkan bahwa pemuda memiliki peranan penting dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Baca Juga :   Isi Ceramah Maulidurrasul, Ketua Gerindra Jatim : Teladani Nabi

Sadad mengatakan, ada hasil survei yang menyebut bahwa hanya 22 persen generasi milenial di Indonesia yang tidak alergi terhadap politik. Sementara sisanya, 78 persen, abai terhadap politik.

“Generasi milenial itu jangan sampai apolitis. Masa depan politik ada di tangan generasi muda,” ujarnya dalam acara bersama WartaBromo bertajuk Tadarus Politik Milenial di Kafe Jalan Tengah, Kelurahan Tembokrejo, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, Kamis (06/04/2023).

Politisi Gerindra tersebut berpendapat, munculnya sikap apolitis dari anak muda ini bukan tanpa sebab. Generasi muda cemas terhadap praktik politik yang terjadi saat ini.

Saat ini politik dinilai belum menunjukkan dunia pertarungan gagasan dan ide. Praktik politik saat ini kerap hanya memperlihatkan pertarungan yang transaksional dan pragmatis.

Baca Juga :   Perbaiki Rumah Janda dan Ajak Buka Bersama, Cara Anwar Sadad Nikmati Puasa

“Ini yang harus dikikis, pelan-pelan. Saya berharap anak muda ini yang punya peran itu. Ke depan, pikiranlah yang harus dikedepankan,” imbuh Sadad.

Ia mengajak agar milenial bisa melihat politik tidak sebagai sesuatu yang dijauhi, melainkan dipelajari dan dipahami. Sebab, pemuda memiliki peran aktif mengawal demokrasi yang patut diperhitungkan keberadaannya.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa alumni pondok pesantren juga mampu memberikan kontribusi di bangku-bangku lembaga pemerintahan.

Sosok Sadad menjadi cerminan akan eksistensi sistem pendidikan pondok pesantren yang terus menjaga ciri khasnya.

Hal ini menunjukkan bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua yang patut diperhitungkan dalam mencetak alumni yang mampu bersaing dan menjadi pembaharu di zamannya. (lio/tof/*)