PWI Jatim Gelar Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian di Pasuruan

125

Pasuruan (WartaBromo.com) – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menggelar Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) di Gedung rapat mini Pemkot Pasuruan, Sabtu (1/7/2023).

OKK yang digelar ke-8 ini diikuti oleh 30 wartawan dari Kabupaten maupun Kota Pasuruan. Acara tersebut dibuka langsung oleh Ketua PWI Jatim, Lutfi Hakim dengan pemateri OKK tersebut adalah Machmud Suhermono, Ketua Dewan Kehormatan PWI Jatim dan Solahudin, Wakil Ketua Bidang Hukum dan Advokasi PWI Jatim.

Ketua PWI Jatim, Lutfi Hakim mengatakan, OKK merupakan salah satu syarat wajib yang harus diikuti oleh wartawan agar bisa menjadi bagian dari keluarga besar PWI.

“Untuk menjadi anggota muda salah satu syaratnya harus mengikuti OKK terlebih dahulu, salah satu ketentuan dari PWI,” kata Lutfi saat memberikan sambutan.

Baca Juga :   Hari Pers ke-75, PWI Pasuruan Bagi-bagi Sembako ke Tukang Becak

Menurutnya, OKK merupakan landasan tahapan untuk pengukuhan menjadi anggota PWI. Dalam kegiatan ini para anggota baru diberikan beberapa materi terkait dengan Kode Etik Jurnalistik (KEJ), yakni mulai peliputan berita, menulis, hingga publikasi berita.

“Jadi wartawan yang tergabung dalam PWI bisa lebih kompeten,” katanya.

Hal senada juga diungkap oleh Machmud Suhermono saat menyampaikan materi PD/PRT PWI Kongres XXIV dan landasan Pedoman Pemberitaan Ramah Anak (PPRA).

“Wartawan harus tahu betul PPRA dalam kasus yang melibatkan anak-anak. Sebab akan berkonsekuensi dengan hukum, jika pewarta lalai dan korban atau keluarga korban melaporkan hal itu,” tandasnya.

Machmud menyebutkan, adanya PPRA ini tak lain untuk menimbulkan rasa empati penulis terhadap peristiwa yang melibatkan anak di bawah umur. Yakni, anak berusia di bawah 18 tahun. Hal itu bisa dilakukan agar karya jurnalistik itu bisa menjadi rekam jejak yang diberitakan di masa nanti dan berpengaruh dengan masa depan.

Baca Juga :   Dinilai Mengintervensi Penyelidikan, PWI Pasuruan Minta Kapolres Cabut Pernyataan

“Seperti contoh ada anak korban asusila. Lalu 20 tahun ke depan, pemberitaan yang dialami korban masih bisa diakses teman, keluarga, dan orang lain. Itu juga menimbulkan dampak psikologis luar biasa,” tutur Machmud.

Sementara itu, Ketua PWI Pasuruan Raya, Joko Harianto juga mengapresiasi terselenggaranya kegiatan OKK tersebut. Ia menyebut jika kegiatan ini bisa meningkatkan moral para wartawan.

“Semoga bisa lebih meningkatkan kompetensi para wartawan,” kata Joko. (don/yog)