Dapur dan Kamar Mandi Nenek Sampir Tergerus Banjir, Satu Desa Terancam Banjir Bandang

168

Dringu (wartabromo.com) – Banjir bandang yang terjadi tiga hari lalu di Desa/Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, membuat dapur dan kamar mandi milik salah satu warga longsor tergerus air.

Sebagian bangunan yang tergerus banjir itu milik Nenek Sampir (60), warga Dusun Ngemplak, Desa Dringu.

Sampir pun menceritakan awal mula hilangnya dapur dan kamar mandi rumahnya ketika itu.

Banjir yang terjadi pada Sabtu 9 Maret 2024 itu jauh lebih besar dari banjir 2 tahun silam. Ketinggian air di dam Kaliamas mencapai 330 sentimeter, atau 3 meter lebih.

“Bagaimana kalau sudah begini, dapur dan kamar mandi saya hilang. Jika air besar lagi, hancur rumah saya,” tuturnya, tak kuasa menahan kesedihan, Selasa (12/03/2024).

Baca Juga :   Bromo Kembali Bergemuruh

Air di belakang rumah Sampir pun mengalir begitu deras. Bahkan sampai meluap masuk melewati rumahnya. “Masuk semua lewat sini, perabotan habis terendam air dan tanah,” tuturnya.

Hingga akhirnya debit air mengalami penurunan sekitar pukul 23.00 WIB. Sampir dibantu anggota keluarga lainnya pun segera membersihkan lumpur yang masuk rumah.

Sembari menyelamatkan barang yang masih bisa dipakai. Jarum jam beranjak menunjuk pukul 02.00 WIB, Minggu 10 Maret 2024 dinihari.

Tiba-tiba terdengar gemeretak kayu dan diikuti dengan suara keras tanah longsor. Ketika itu Sampir dan anggota keluarga lainnya, mengungsi di rumah kerabat yang ada di sebelahnya.

Begitu hari terang, Sampir hanya bisa terduduk lemas sembari menangis. Tanggul sungai yang berada persis di belakang rumahnya ambrol.

Baca Juga :   Berkas P21, Bupati Probolinggo Nonaktif dan Suami Segera Diadili

Tak hanya itu, longsoran tanggul itu membawa serta seisi dapur dan kamar mandi rumahnya. Menyisakan rongga besar menganga.

Lokasinya berada di sisi selatan bronjong yang dua tahun lalu dibangun oleh pemerintah. Berupa bronjong batu dan berkawat.

Tak hanya sedih karena sebagian rumahnya hilang. Sampir makin ketakutan jika sewaktu-waktu debit air kembali tinggi. Dipastikan seluruh Desa Dringu bakal merasakan dampaknya.

Sebab air dari sungai langsung meluncur tanpa penghalang apapun. “Hanya hitungan waktu saja kalau sudah begini, air tinggi lagi rumah kami hancur, dampak banjir pasti lebih besar,” sebutnya.

Kekhawatiran itu tak hanya dirasakan Sampir. Rudi, yang rumahnya berada di sisi timur atau di depan rumah Sampir, juga waswas.

Baca Juga :   Ratusan Ribu Rokok hingga Vape Tanpa Pita Cukai Dimusnahkan

“Kalau tidak segera ditangani itu, debit naik lagi, habis sudah blok sini,” kata Rudi.

Sebab air sudah tidak ada penahannya. Bronjong batu yang dua tahun lalu dibangun pemerintah, tak sampai ke bagian belakang rumah Sampir.

Hanya sampai sebelah utaranya saja. Warga berharap pemerintah segera bertindak. “Paling tidak, seluruh aliran sungai ini, dari selatan pabrik gula, diperbarui bronjong dan tanggulnya,” sebut Rudi.

Sehingga potensi terjadinya luapan semacam ini bisa diminimalisir. Puluhan tahun tinggal di bantaran sungai ini, baru kali ini terjadi banjir begitu besar. (lai/may)