Pemkot Probolinggo Berkolaborasi dengan BRIN Hadapi Krisis Sampah

82

Probolinggo (WartaBromo.com) – Volume sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bestari, Kota Probolinggo, diprediksi akan melampaui kapasitas pada akhir tahun 2024. Untuk mengatasi ancaman ini, Pemerintah Kota Probolinggo mengambil langkah proaktif dengan menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk berkonsultasi teknis.

Menurut data yang dirilis oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo, sepanjang tahun 2023, sebanyak 22.710,97 ton sampah telah diangkut ke TPA Bestari. Meskipun jumlah ini menurun sebesar 8 persen dari tahun sebelumnya, namun masih menjadi perhatian serius mengingat kapasitas TPA yang terbatas.

Mayoritas sampah yang masuk ke TPA Bestari berasal dari rumah tangga, baik dari perkampungan maupun perumahan, mencapai 59,85 persen dari total sampah. Kecamatan Mayangan menjadi penyumbang terbesar, diikuti oleh Kanigaran dan Kademangan.

Baca Juga :   Tak Ada Gugatan, KPU Kota Probolinggo Gelar Rapat Pleno Penetapan DPRD Terpilih

TPA di Jalan Anggrek, Kota Probolinggo itu, juga berpotensi menyebabkan bencana longsor. Mengingat ketinggiannya sudah mencapai 18 meter dengan kemiringan sekitar 60 derajat.

Sekretaris Daerah Kota Probolinggo, drg. Ninik Ira Wibawati, menjelaskan bahwa TPA Bestari saat ini menampung sekitar 60% sampah organik dan 40% sampah anorganik. Hal ini menyebabkan berbagai permasalahan lingkungan, seperti penumpukan sampah dan potensi pencemaran.

“Kami mencoba untuk berkonsultasi dan bekerjasama dengan BRIN. Besar harapan diperoleh saran, masukan serta langkah-langkah apa saja yang diperlukan Pemkot Probolinggo dalam menangani sampah tersebut,” ungkap drg. Ninik, Jumat, 15 Maret 2024.

Dalam rapat konsultasi teknis yang dipimpin oleh Sekda Ninik, hadiri Direktur Fasilitasi dan Pemantauan Riset dan Inovasi Daerah BRIN, Lukman Shalahuddin. Dibahaslah berbagai solusi integratif untuk mengatasi masalah sampah dan menghasilkan produk ekonomis.

Baca Juga :   Buka Jalan ke “Pintu Langit” hingga Rahasia Petani Muda Beromset Ratusan Juta | Koran Online 28 Okt

“BRIN memiliki banyak periset yang siap berkolaborasi dengan pemkot untuk mewujudkan ekosistem inovatif melalui pendekatan integratif,” ucap Lukman Shalahuddin

Agus Kismanto, salah satu Periset Pusat BRIN, menyebut kelompok risetnya, yang Bernama WtE (Waste to Energy) memiliki beberapa inovasi dalam pengelolaan sampah. Di antaranya, Lahsamor (Pengolah Sampah Organik), Lahsasimun (Pengolah Sampah menjadi Minyak), dan Lahsamdigas (Pengolah Sampah menjadi Gas).

“Bukan hanya meminimalisir volume sampah, inovasi tersebut juga bernilai ekonomi. Karena menghasilkan produk akhir seperti minyak, kompos, dan gas,” ucapnya.

Pemkot Probolinggo juga berencana untuk menyusun Nota Kesepakatan Sinergis sebagai dasar perencanaan anggaran, yang merupakan gabungan antara Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS). Langkah-langkah ini diambil sebagai tindak lanjut dari kesepakatan dalam rapat konsultasi teknis.

Baca Juga :   Menegangkan! Wanita Buruh Rokok Ini Taklukkan Pejambret dengan PCX Merah

Tim dari BRIN juga akan berkunjung ke Kota Probolinggo untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang masalah sampah di kota tersebut.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Kota Probolinggo dapat menghadapi krisis sampah dengan lebih efektif dan berkelanjutan, serta menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang. (saw/saw)