Perjalanan Gastronomi di Kota Pasuruan: Wisata Payung Madinah dan Kelezatan Bandeng Jelak

656
Bandeng jelak memiliki daging yang tebal, tanpa duri dan tak berbau tanah

Bandeng Jelak bukan sekadar ikan biasa. Rasanya yang khas dan berbeda dari bandeng-bendeng lainnya menjadikannya sebagai salah satu warisan kuliner yang patut dijaga dan dijelajahi oleh para pelancong

Oleh: Ari Suprayogi

Sejak lama Kota Pasuruan Jawa Timur menyimpan seabrek potensi unggulan yang terpendam, banyaknya bangunan tua peninggalan era kolonial serta kini pesona payung hidrolik ala Madinah di kawasan alun alun Kota Pasuruan telah menjadi daya tarik bagi siapapun yang berkunjung termasuk ke kawasan alun – alun atau masjid jami’ Kota Pasuruan.

Pemkot Pasuruan dengan Walikota dan Wakil Walikota Pasuruan Gus Ipul dan Mas Adi terus berbenah dan menjadikan sejumlah kawasan menjadi destinasi wisata termasuk pesona Payung Madinah dan pesona Alun-Alun yang makin memiliki daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung termasuk para peziarah ke makam Almarfullah KH. Abdul Hamid.

Menyadari hal ini, salah satu potensi detinasi wisata terus diintegrasikan dengan menggali potensi dan produk unggulan lainnya seperti kebaradaan pusat oleh-oleh dan makanan khas Kota Pasuruan.

Pemerintah Kota Pasuruan pun mulai menyusun strategi dengan menghadirkan kejutan baru sebagai kota dengan produk unggulan lokal yang menarik perhatian dan dikelola oleh masyarakat Pasuruan: Bandeng Jelak.

Dibudidayakan dengan penuh ketrampilan oleh para petani tambak di lingkungan Jelakrejo, Kelurahan Blandongan, Kecamatan Bugul Kidul, Bandeng Jelak kini menjadi magnet baru bagi warga di luar Pasuruan yang sedang mencari oleh-oleh khas Kota Pasuruan.

Bandeng Jelak terus dipopulerkan termasuk dipromosikan sebagai produk unggulan. ikan bandeng ini hidup di perairan payau atau campuran antara air laut dan air tawar. Tidak hanya menawarkan pengalaman kuliner yang unik tetapi juga menjadi representasi autentik dari kekayaan alam Kota Pasuruan yang dikenal dengan petani tambak dan nelayannya.

Dengan berbagai olahan seperti bandeng bakar madu, bandeng presto, bandeng krispi, abon bandeng, hingga botok bandeng, Bandeng Jelak menawarkan ragam cita rasa yang sulit ditandingi.

Salah satu olahan sate bandeng jelak di warung Jelak Joyo Food

Ramadan dan lebaran tahun ini menjadi salah satu contoh kongkrit tingginya peminat bandeng jelak dari berbagi daerah. Para petani tambak dan pengelola mengaku omzet naik sangat tajam pada momen Ramadan dan lebaran.

Salah satu ibu rumah tangga yang turut merasakan berkah Ramadan ini adalah Sofiyatul Khusna (38), yang berdomisili di Kelurahan Blandongan, Kecamatan Bugulkidul, Kota Pasuruan. Menurut Sofiyatul, pesanan masakan olahan bandeng mengalami peningkatan signifikan di awal bulan puasa.

“Pesanan olahan bandeng selalu ada setiap hari. Bulan puasa ini naik 100 persen di awal bulan,” ungkapnya.

Menyadari potensi besar Bandeng Jelak sebagai produk unggulan, Pemerintah Kota Pasuruan melalui OPD terkait termasuk Dinas Perikanan terus mengembangkan upaya pendampingan bagi para petani tambak di daerah tersebut. Visi untuk menjadikan Bandeng Jelak sebagai menu utama di restoran, hotel, dan tempat makan di Kota Pasuruan bukanlah sekadar impian, melainkan sebuah komitmen untuk mengangkat potensi lokal yang berdampak positif bagi ekonomi lokal serta meningkatkan daya tarik wisata kuliner kota ini.

Upaya kolaborasi ini terus di lakukan secara bertahap oleh Dinas perikanan dengan dunia swasta seperti perhotelan di kawasan sekitar.

“Kita berkolaborasi termasuk menyedikan stok dan menu bandeng jelak di restoran hotel, “kata Mualif Arif, Kepala Dinas Perikanan Kota Pasuruan.
Upaya tersebut juga sesuai dengan yang disampaikan oleh Gus Ipul saat memberikan sambutan di Festival Bandeng di Gedung Kesenian Kota Pasuruan beberapa tahun silam.

Bandeng Jelak bukan sekadar ikan biasa. Rasanya yang khas dan berbeda dari bandeng-bendeng lainnya menjadikannya sebagai salah satu warisan kuliner yang patut dijaga dan dijelajahi oleh para pelancong. Dengan demikian, Bandeng Jelak tidak hanya menjadi sebuah produk kuliner, tetapi juga sebuah cerita tentang kekayaan alam dan kearifan lokal yang patut disebarkan ke seluruh penjuru dunia.

Bukan lagi isapan jempol, gayung bersambut dilakukan dengan adanya pembangunan kampung tematik Bandeng Jelak, yang sudah terbangun dengan gapura penanda serta lampu-lampu yang terpasang indah.

Tidak hanya itu, pemasangan tugu ikonik Bandeng Jelak di sekitar salah satu home industri Jelak Joyo Food berupa bandeng besar menjadi daya tarik tambahan bagi pengunjung yang ingin menjelajahi kekayaan budaya dan kuliner Pasuruan.

Pembangunan kampung Bandeng Jelak ini sendiri berasal dari anggaran Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Pasuruan tahun anggaran 2022 senilai sekitar Rp 600 juta.

Dengan terus dikembangkannya industri Bandeng Jelak dan promosi yang tepat, Kota Pasuruan memiliki potensi besar untuk menjelma menjadi destinasi kuliner yang dicari-cari oleh para penggemar wisata kulinernya.

Jadi, jika anda sedang berkunjung ke Kota Pasuruan, sempatkan waktu untuk mampir ke kampung tematik bandeng jelak di lingkungan Jelakrejo, Kelurahan Blandongan, Kecamatan Bugul Kidul Kota Pasuruan. Anda juga bisa memesannya dengan datang langsung ke Lihat maps atau Jelak Joyo foods (0838-5762-7407).

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.