Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Seseorang Jadi Pelaku Perundungan

605

Pasuruan (wartabromo.com) – Siapapun bisa jadi pelaku perundungan, baik muncul karena keinginan diri atau didukung dorongan sosial. Kejadian ini terjadi bukan tanpa sebab, melainkan ada faktor yang mempengaruhinya.

Sebagaimana dikatakan kriminolog, Haniva Hasna, perundungan akan terjadi jika ada seseorang yang punya rasa simpati dan empati rendah. Sehingga, muncul hasrat menindas orang yang dianggap lebih lemah.

“Pelaku perundungan, memiliki kondisi keterampilan sosial yang lemah karena rasa simpati dan empati yang rendah dan memiliki tabiat menindas,” kata Iva dinukil dari liputan6.com.

Tak cuma itu, ada faktor-faktor lain yang juga mempengaruhinya. Apa aja?

1. Dorongan Kelompok

Faktor utama seseorang jadi pelaku perundungan adalah karena dorongan kelompok. Utamanya muncul ketika memasuki usia remaja.

Baca Juga :   Tak Terima Anaknya Diganggu, Warga Leces Tikam Tetangga Pakai Kujang

Nah, apabila di masa remaja tidak memiliki pedoman dalam memilih kelompok bermain, remaja bisa jadi masuk ke dalam kelompok bermain yang mengarah pada kegiatan-kegiatan kenakalan remaja.

“Remaja merupakan individu dengan fase perkembangan psikologis di mana ia sangat membutuhkan pengakuan eksistensi diri,” jelas Iva.

2. Faktor Keluarga

Tak banyak disadari, pelaku perundungan seringkali dipicu karena faktor keluarga. Biasanya orang yang tumbuh dalam asuhan yang cenderung manja, lebih berpotensi jadi pelaku perundungan.

Kenapa? karena menganggap dirinya lebih kuat sehingga bertindak semena-mena kepada kawannya yang terlihat lemah. Belum lagi pihak keluarga tidak memberikan pengajaran perihal pentingnya menghargai sesama.

3. Faktor Media Sosial

Faktor berikutnya yang jadi pemicu pelaku perundungan disebabkan media sosial. Pasalnya, sosial media dengan cepat memicu seseorang untuk berjiwa sosialita tinggi agar bisa jadi sorotan.

Baca Juga :   Suami yang Aniaya Istri sampai Tewas Ternyata Alami Gangguan Jiwa

Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut sering kali dilakukan dengan perundungan karena dianggap cepat viral. Apalagi konsumsi konten-konten negatif juga punya andil besar dalam membentuk tabiat suka menindas dalam diri seseorang. (trj/may)