Gending (WartaBromo.com) – Ratusan rumah warga di Desa Pesisir, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, tergenang banjir rob pada Rabu (28/5/2025) pagi. Air pasang laut merendam dua dusun, yakni Dusun Careta dan Dusun Krajan, yang terletak di wilayah pesisir utara.
Banjir rob kali ini dipicu oleh pasangnya air laut yang tidak tertahan akibat ketiadaan tanggul atau tembok penahan tanah (TPT). Kondisi ini diperparah dengan belum adanya sistem penanggulangan permanen di wilayah rawan.
“Ada sekitar 200 rumah terdampak di Dusun Careta dan 15 rumah di Dusun Krajan. SDN Pesisir juga ikut tergenang,” kata Kepala Desa Pesisir, Sanemo, saat dikonfirmasi melalui aplikasi perpesanan elektronik.
Ketinggian air bervariasi, mulai dari semata kaki hingga selutut orang dewasa. Semakin ke arah utara, genangan semakin tinggi. Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, aktivitas warga lumpuh akibat banjir yang berulang hampir setiap dua tahun sekali.
“Yang jelas karena faktor alam, dua tahun sekali pasti terjadi rob dan rumah warga tergenang, terutama di pinggir pantai. Kalau tambak udang aman, karena karena pembangunannya diukur tinggi maksimal air,” tambah Sanemo.
Menurut dia, solusi jangka panjang yang paling ideal adalah membangun TPT sepanjang 3 kilometer di bibir pantai. Selain itu, diperlukan pula pembangunan tanggul di tiga titik sungai yang membelah desa, masing-masing sepanjang satu kilometer dengan dua sisi tanggul.
Namun, keterbatasan anggaran membuat rencana itu belum bisa direalisasikan. Sanemo mengaku telah beberapa kali mengusulkan pembangunan TPT melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang), namun belum membuahkan hasil. Dana desa tidak akan cukup untuk proyek sebesar itu.
“Kalau bicara pengajuan di musrenbang, sudha beberapa kali saya ajukan. Tapi tidak pernah dicairkan, mungkin karena dananya terlalu besar,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, R. Oemar Sjarif, menyatakan pihaknya sedang melakukan asesmen di lapangan.
“Hari ini memang puncak pasang air laut. Kami lakukan pendataan dulu. Selanjutnya kami akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) untuk tindak lanjut teknisnya,” ujar Oemar.
Peristiwa ini kembali menegaskan pentingnya infrastruktur penahan banjir rob di kawasan pesisir Probolinggo. Warga berharap agar pemerintah segera turun tangan sebelum kerugian semakin besar di kemudian hari. (saw)