Kampung Piala Dunia, Juaranya Dapat Uang Urunan 600 Ribu

1162

piala-duniaKraton (wartabromo) – Gegap gempita Piala Dunia 2014 terlihat di perkampungan warga di Pasuruan seperti di perkampungan Desa Gerongan, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan.

Sejak tahun 1998, ribuan warga di 5 dusun, yakni Dusun Karangpanas I, Karangpanas II, Watugede, Krajan, dan Dusun Kulon Dalem, selalu memasang bendera semua negara peserta piala dunia, di depan rumah mereka masing-masing.
Bendera peserta piala dunia itu pun berbagai ukuran mulai dari berukuran 4X5 meter hingga 20 X10 meter.  Bendera-bendera tersebut pun dipasang dengan bambu berketinggian antara 10-30 meter.

Mohammad Haris (32), Ketua RT O5 RW 01, Dusun KarangPanas, Desa Gerongan menuturkan, sejak Piala Dunia tahun 1998 digelar, banyak masyarakat Gerongan yang menonton secara beramai-ramai, baik di rumah warga, balai desa, ataupun di warung yang menyediakan televisi. Dari situlah, warga mengumpulkan ide menjadikan kampung halaman mereka menjadi Kampung Piala Dunia.

“Semua orang pasti suka sepak bola, begitu juga dengan kami yang sehari-harinya hanya beraktifitas nelayan, petambak dan petani garam saja. Begitu pulang kerja, kami suka kumpul-kumpul untuk nonton bola, termasuk Piala Dunia,” ungkap Haris, Sabtu (14/6/2014).

Setelah ide terkumpul, warga akhirnya memutuskan untuk membeli kain secara swadaya, untuk kemudian dijahitkan secara massal, pada salah satu warga setempat. Begitu juga dengan bambu yang dibeli dengan harga yang telah disepakati sehingga menjadikan seluruh bendera-bendera peserta piala dunia, tertancap dan berkibar di langit Desa Gerongan.

“Kalau kainnya kita pilih jenis kain titro di Toko Bangil dengan harga per meternya Rp 6500, sedangkan bambunya kita dapatkan melalui salah satu warga dengan harga antara Rp 20.000-Rp 30,000. Yang penting kita suka dan tidak ada paksaan sedikitpun dari warga,” imbuhnya.

Bahkan, saking demamnya dengan Piala Dunia, Balai Desa Gerongan pun juga dipasang puluhan bendera negara peserta piala dunia, tepat di depan pintu masuk kantor Kepala Desa Gerongan.

Kepala Desa setempat, Nur Hasyim mengaku, dirinya sudah meminta ijin kepada pihak Kecamatan Kraton, untuk sedianya dipasang bendera negara peserta piala dunia selama pertandingan berlangsung.

“Alhamdulillah telah diberikan ijin untuk memasang bendera Piala Dunia. Kata Pak Camat, yang penting tidak mengganggu jalannya pelayanan kepada masyarakat, khususnya pada jam dan hari kerja, itu saja,” tegasnya.

Sementara itu, Warga Desa Gerongan sendiri mempunyai aturan selama Piala Dunia 2014 yang digelar di Brazil. Aturannya yaitu siap untuk menurunkan bendera negara peserta yang dinyatakan kalah atau tidak lolos dalam setiap babak di Piala Dunia tahun ini.

Apabila aturan tersebut dilanggar, maka warga yang lain akan mencopot bendera secara paksa, bahkan bila perlu dipatahkan atau dibakar.

“Untungnya semua warga sepakat, jadi kalaupun ada yang kelupaan, maka kami ingatkan satu kali saja. Tapi kalau ternyata tidak digubris, maka kami akan langsung ambil gergaji (alat untuk memotong,red), dan kalau perlu bendera itu akan langsung kami bakar, itu sudah menjadi ketentuan kami sejak lama,” tegas Haris, sembari memasang bendera negara Argentina, di depan Poskamling warga.

Selain itu, setiap pemilik bendera diwajibkan urunan sebesar Rp 20.000 yang akan diberikan kepada Juara Piala Dunia 2014, atau dalam hal ini adalah pemilik bendera negara pemenang.

“Total bendera sendiri ada 300 buah, dan uang yang terkumpul berjumlah Rp 600.000. Kalau juaranya sudah keluar, maka uang itu langsung kami berikan kepada pemilik bendera negara pemenang itu,” tandas pria yang sehari-hari berprofesi sebagai nelayan itu.(eml/yog)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.