Ulama Hadramaut : Cegah Terorisme dengan Soft Power

1138

pesantren (4)-650x400Maron (wartabromo) – Pesantren dinilai mempunyai posisi sentral dalam memberi pencerahan tentang kebenaran dan perdamaian. Apalagi menghadapi ancaman paham kekerasan dan aksi-aksi terorisme, yang mengatasnamakan agama.

Melawan aksi terorisme tidak harus menggunakan kekuatan militer. Namun lebih baik mencegahnya dengan menggunakan soft power.

“Di sini tugas pesantren dan ulama dibutuhkan untuk terus menggaungkan syiar tentang agama yang rahmatan lil alamin. Sekaligus untuk meluruskan propaganda-propanda negatif yang dilancarkan pihak-pihak yang ingin menodai agama Islam dan merusak peradaban dunia,” kata Syech Habib Abdullah Al Muhdar, salah seorang ulama asal Hadramaut, Yaman, saat menghadiri haul Habib Muhamad Shodiq, di Pondok Pesantren Al Habib Muhamad Shodiq al Hamid, Desa Brani Kulon, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, Minggu (22/11/2015).

Baca Juga :   Bikin Panik, MPU Tiba-tiba Keluarkan Asap Tebal di Jalanraya Purwodadi

Menurutnya, pesantren harus menjadi fasilitator dan mediator dalam menciptakan perdamaian di tengah konflik kekerasan mengatasnamakan agama. Pesantren dalam asuhan ulama, memiliki pengaruh besar dalam sistem masyarakat di Indonesia, terutama pada lingkungan kiai tersebut tinggal.

“Apa yang diajarkan kiai kepada santrinya di pesantren akan selalu menjadi pegangan dalam masyarakat sekitar,” ujar Habib Abdullah.

Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Jatim Mahdi, mengatakan aksi terorisme berawal dari sebuah pemahaman yang salah soal jihad. Bahkan jihad dijadikan paham ideologis yang melahirkan sikap puritan. Setidaknya ada 4 ciri sikap puritan, yaitu tidak toleran perbedaan, cenderung berpikir literalis dan mengabaikan aspek lokal dan sejarah. Yang ketiga, jadi lebih memilih jalan kekerasan dan kebencian, daripada dialog dan persaudaraan. Dan terakhir bersikap picik dan eksklusif dan melakukan sesuatu tanpa tujuan dan misi yang jelas.

Baca Juga :   Indahnya Kebersamaan, 1.300 Warga Padati Acara Bukber PT CJI Pasuruan

Karenanya dalam menjalankan program pencegahan paham kekerasan dan terorisme pemerintah sudah seyogyanya menggandeng berbagai lembaga dan unsur masyarakat, seperti pesantren. “Puritanisme, perlahan tapi pasti akan menumbuhkan radikalisme yang pada akhirnya memunculkan terorisme,” tutur salah satu Pengasuh Pondok Pesantren Al Habib Muhamad Shodiq al Hamid ini.

Dengan pendidikan pesantren yang sudah teruji, santri ataupun alumni, akan mempunyai karakter diri yang kuat. Terutama, dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia. “Mereka yang terpengaruh dengan gerakana radikal itu, karena tidak mempunyai bekal ilmu yang mumpuni. Sehinggan mudah dimasuki pelajaran agama yang kerap menyisipkan ajakan kekerasan dan permusuhan tersebut,” katanya. (saw/yog)