Iksan Skuter, Musisi Jalanan yang Lantang Suarakan Jeritan Petani

8110

iksan skuterPasuruan (wartabromo)“Hingga pabrik datang, sawah berlahan menghilang. Hingga pabrik tiba, petani dipenjara…”

Itulah sebait lirik single berjudul “Lagu Petani” yang dibawakan Mohammad Iksan, musisi jalanan kelahiran Kota Malang, yang tengah “manggung” di Jetzz Cafe, Jl Pahlawan, Kota Pasuruan, Minggu (10/4/2016).

Hentakan gitarnya nyaring, suaranya lantang. Para pendengar yang hadir terpukau.

Iksan Skuter, begitu Iksan biasa disapa, membawakan beberapa single dalam kesempatan tersebut.

Iksan selama ini dikenal lantang menyuarakan kritik sosial. Lirik-liriknya sarat akan pesan moral. Karyanya banyak mengangkat isu kemandirian lokal, penguatan industri kreatif dan nasib petani.

Single berjudul ‘Lagu Petani’ misalnya, ia dedikasikan untuk petani di seluruh Indonesia yang sedang berjuang untuk mempertahankan tanah dan masa depannya.

Baca Juga :   Seru! Perwira Polres Pasuruan Lomba Masak Nasgor Pakai Daster

Meski meniti karir di jalanan dan dari cafe ke cafe, bukan berarti Iksan musisi kacangan.  Ia merupakan musisi profesional yang sudah memiliki 4 album.

“Saya di sini dalam rangka promosi album ke 5. Bersama musisi pendukung Hankestra saya melakukan tour chapter Jawa Timur mengambil tema ‘Benderang Terang’,” ujar Iksan di sela-sela penampilannya.

Setelah dari Pasuruan, tour akan dilanjutkan ke Sidoarjo, Surabaya dan Jombang.

Pendiri Institut Musisi Jalanan mengaku kerap memotivasi musisi jalanan agar berkarya dan mengkonkretkan karya.

“Jika karya ibaratnya anak kandung, maka sudah kewajiban memperjuangkan, menghidupi dan merawat karya-karya itu. Sudahi, menjadi marketing karya-karya band yang sudah mapan. Saatnya menjadi marketing karya-karya sendiri,” tandasnya.

Baca Juga :   Pimpinan Lapas Berganti, Ini Harapan Kalapas Baru

Salah satu yang hadir dan menikmati pertunjukkan tersebut, Tabonk, mengatakan lagu-lagu Iksan Skuter yang bertemakan cinta dan protes sosial sangat menginspirasi. Musisi-musisi seperti Iksan, kata Tabonk, perlu hadir juga di kalangan kampus agar mahasiswa juga ikut sadar dan tergerak.

“Lagu-lagunya benar-benar hidup, cukup dengar, hayati, dan lawan” ujarnya, sembari menyeruput kopi.

Penulis: Hanafy Aha

Kirimkan artikel/esai/opini/keluhan pelayanan publik/foto/informasi menarik anda ke redaksi wartabromo melalui email [email protected] atau [email protected] atau bisa juga via whatsApp (WA) di nomor 081357992501.