Ketika datang seorang duda muda berwajah jernih melamarnya, Ilmiyah sedikit goyah. Ia pun rupanya sedikit sadar jika Romli hanya ingin menyandera tubuh serta hatinya serta menawan kesadaran jiwanya dengan janji dan puisi. Maka, entah aura dzikir duda muda itu telah mengusir “pengaruh gaib” yang menculik jiwa Ilmiyah, pernikahan dilangsungkan. Tapi, Romli tak terima. Ia tak rela kekasih yang selama ini rela menjadi pelampiasan hayalnya direbut orang dengan begitu saja. Tak mudah mencari janda muda putih mulus yang rela menyerahkan segalanya hanya dengan imbalan hayalan-hayalan kosong. Romli segera bertindak, mencari uang pinjaman untuk kembali ke rumah Mak Siti, dukun lintrik itu. Sejak jauh hari ia telah mencuri pakaian dalam Ilmiyah yang tak pernah diangkat dari jemuran hingga malam hari. Dan karena ia telah dianggap keluarga, maka pada malam pesta pernikahan Ilmiyah dengan sang duda, ia bebas menaburkan “serbuk gaib” di bagian mana saja, termasuk di bawah jendela kamar Ilmiyah, agar segera terjadi perselisihan, dan, perceraian.
Itu terjadi beberapa tahun lalu. Sang duda, mantan suami kedua Ilmiyah, telah sukses menjadi seorang pengusaha. Hanya saja, kehidupan Ilmiyah belum menentu karena langit kurang berkenan dengan perbuatannya selama ini. Ilmiyah merantau ke Arab Saudi dan belum ingin menikah hingga kini. Keluarganya menanggung aib karena bisik-bisik tetangga ketika Ilmiyah dan Romli dipergoki sedang entah apa di kamar mandi surau. Lebaran ini, Romli ingin memohon maaf kepada keluarga Ilmiyah karena akibat cintanya, mereka menanggung mahaluka. Ia juga yakin kekurangberuntungan nasibnya –yang belun juga bisa menikah—adalah karena ia belum meminta maaf kepada kedua mantan suami Ilmiyah.
Romli insyaf, ia harus meminta kerelaan hati kepada orang-orang yang pernah –tanpa segaja—ia lukai hati serta ruhnya. Hanya saja, ia belum menemukan kata paling bijak untuk memberitahukan bahwa perceraian mereka—kedua mantan suami Ilmiyah—adalah “karena” ia tak rela melepas pujaan hatinya, meski ia tahu Ilmiyah telah diikat dengan tali langit bernama pernikahan. Inna lillahi wa inna ilahi rajiun!
Penulis: Abdur Rozaq
