Berkutat Dengan Kemiskinan, Pemkab Probolinggo Maksimalkan Peran Pekerja Sosial

1971

Kraksaan (wartabromo.com) – Kabupaten Probolinggo masih berkutat dalam kemiskinan, bahkan merupakan salah satu daerah dengan tingkat kemiskinan cukup tinggi di Jawa Timur. Menyadari ketertinggalan daerahnya, Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari, memaksimalkan peran para pendamping pekerja sosial.

Dorongan tersebut diungkapkan dalam rapat koordinasi (rakor) dan evaluasi Program Keluarga Harapan (PKH) bersama Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang digelar Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Probolinggo di Gedung Joyolelono Kabupaten Probolinggo, Rabu (5/7/2017).

Dijelaskan, bahwa pekerja sosial dimaksud adalah operator dan pendamping PKH, Tagana, TKSK, Karang Taruna, Forum PSM, Forum LKS, pengurus LK3 serta pendamping Aslut. Masing-masing memiliki tugas dan peranan dalam mengatasi permasalahan sosial terutama menyangkut kemiskinan di Kabupaten Probolinggo.

Baca Juga :   Kapiten Coba Merangsek ke Tiga Besar di Pameran Kopi Dunia

“Jika dilaksanakan dengan baik, maka pengurangan kemiskinan, peningkatan kesejahteraan dan permasalahan sosial, Insya Allah mampu kita laksanakan untuk menekan dan menguranginya. Pasword ini penting agar semangat dan bangga menjadi bagian dari pilar kesejahteraan sosial,” ujar Tantri.

Lebih lanjut dikatakan oleh Tantri, sebagaimana konteks 8 (delapan) pilar terkait kesejehtaraan sosial, maka ditegaskan adanya kewajiban memperkuat komunikasi, diantaranya dengan kegiatan silaturahim dengan kepala desa, perangkat desa hingga kecamatan.

PicsArt_07-07-01.49.08

“PR (Pekerjaan Rumah) kita saat ini adalah mari kita rubah pelan-pelan perilaku hobi tangan dibawah menjadi hobi tangan diatas. Insya Allah manakala bersama-sama saya yakin mampu. Kuncinya ikhlas, tingkatkan silaturahim dan kerja sama serta tingkatkan kinerja,” pungkasnya.

Baca Juga :   Melukis Sketsa Dengan Pensil? Sudah Biasa, Bagaimana Jika Dengan Solder?

Dalam kesempatan tersebut Bupati Tantri memberikan instruksi untuk meningkatkan kinerja sehingga tugas dalam menyelesaikan permasalahan sosial mampu dipecahkan. Masih banyak hal permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat yang belum mampu diselesaikan bersama. Salah satu contohnya adalah terkait masalah kemiskinan.

Diketahui, warga miskin sejak tahun 2011 hingga saat ini mencapai seperempat populasi atau jumlah penduduk di Kabupaten Probolinggo, dengan rangking yang tidak beranjak masih tiga besar di Jawa Timur.

Terakhir, berdasar data dari Pemprov Jatim, persentase penduduk miskin Kabupaten Probolinggo tahun 2015 (Maret 2015) berkisar pada angka sebesar 20,82% atau 236.960 jiwa. (saw/saw)