13 Kecamatan Rawan Kekeringan, Pemkab Probolinggo Siap-siap Putuskan Darurat Bencana

1096

Probolinggo (wartabromo.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo mencatat ada13 kecamatan dari 24 kecamatan yang rawan mengalami kekeringan. Pemerintah pun bersiap-siap untuk memutuskan kemungkinan darurat bencana kekeringan pada musim kemarau kali ini.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Probolinggo, Nanang Trijoko Suhartono, melalui sambungan telepon, pada Kamis (27/7/2017) siang tadi menyebutkan, bahwa dari 13 kecamatan itu, tercatat sebanyak 33 desa dikategorikan berisiko kekeringan tinggi.

Desa-desa tersebar di 13 kecamatan itupun dalam waktu dekat diwaspadai akan terpapar bencana krisis air bersih.

Meski begitu, sejauh ini Pemkab Probolinggo menilai masih belum perlu untuk menetapkan status rawan kekeringan ini menjadi darurat bencana.

Baca Juga :   Polisi Bersihkan Masjid Agung Ar-Raudlah

Pihaknya masih harus menunggu petunjuk dan rekomendasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sehingga dapat menentukan sikap dan memutuskan kejadian pada musim kemarau ini.

“Untuk penetapan darurat bencana kekeringan, masih menunggu dari BMKG. Sekarang ini, Kalaksa BPBD se-Jawa Timur sedang rapat di Surabaya membahas potensi kekeringan dan penanggulangannya,” ujar Nanang.

Selanjutnya, pertemuan di Surabaya itu akan menjadi acuan penerbitan SK Bupati terkait darurat bencana kekeringan. Karena, rekomendasi dari BMKG tentang waktu dan daerah yang mulai mengalami kekeringan, menjadi acuan utama.

“Untuk menggunakan anggaran penanggulangan bencana itu, harus berdasarkan SK Bupati Darurat Bencana. Tapi, SK itu secara umum masih menunggu dari BMKG,” tambah pria kelahiran Probolinggo ini.

Baca Juga :   Gadis Ini Ber-IQ Melebihi Einstein dan Sudah Bicara Sejak Umur 6 Bulan

Sejauh ini, sudah ada beberapa desa yang sudah mengajukan permintaan air bersih. Salah satunya adalah Desa Gununggeni, Kecamatan Banyuanyar. Kondisi yang terjadi itu masih dianggap gejala khusus kekeringan.

“Kami sudah melakukan pelayanan, tapi pada desa yang mengajukan permintaan dropping air bersih,” tutur Nanang.

Mantan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian (BKP4) ini, mengatakan, musim kemarau tahun ini masuk kemarau basah. Tapi, Kabupaten Probolinggo tetap tidak lepas dari daerah yang mengalami bencana kekeringan. “Sekarang sudah mulai masuk kemarau, tapi masih ada hujan. Seperti kemarin dan hari ini,” tandas Nanang. (cho/saw)