Jimat Kelontong Disucikan Menjelang Perayaan Karo

1945

Sukapura (wartabromo.com) – Sehari sebelum perayaan Karo digelar, umat Hindu Suku Tengger melakukan penyucian jimat kelontong, Rabu (6/9/2017). Ritual digelar di belakang Punden Ngadisari tersebut menjadi titik awal memahami kembali hakikat hidup dan kehidupan yang diberikan Sang Pencipta.

Jimat Kelontong merupakan pusaka masyarakat Suku Tengger. Jimat berisi uang satak, pakaian kuno hingga tulisan mantra.
Pusaka ini disucikan satu tahun sekali, sehari sebelum upacara Karo digelar.

Tidak seperti upacara adat Yadnya Kasada, Karo adalah hari raya keagamaan umat Hindu Tengger digelar setiap tanggal 15 bulan kedua kalender.suku Tengger.

“Sebagai refleksi kehidupan dimana setiap manusia patut memaknai hidup untuk selalu bersyukur atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan kepada Sang Pencipta,” ujar Dukun Pandita Sutomo, yang memimpin penyucian jimat.

Baca Juga :   HUT Marinir di Grati, Naik Tank Hingga Offroad 'Trabas Pasuruan'

Dalam filosofis keagamaan Hindu, Karo merupakan peringatan tentang Pawedalan Jagad atau terwujudnya alam semesta yakni unsur pemicu Kehidupan Purusa serta Prakerti.

Dalam ajaran Hindu, Purusa dan Prakerti merupakan dua unsur pokok yang terkandung di dalam setiap materi di alam semesta. Bersifat kekal, halus, juga tidak dapat dipisahkan.

Sedianya, perayaan Karo tahun ini dilaksanakan di Desa Ngadisari pada Kamis (7/9/2017) esok.

Selanjutnya dalam perayaannya ditunjuk menjadi Ratu adalah Ki Petinggi Ngadisari, yakni Supoyo.

Ritual Karo bakal dibuka dengan pertemuan kedua orang Ratu dalam sebuah tempat yang nantinya akan dipakai sebagai tempat berlangsungnya upacara.

Pertemuan kedua ratu ini menjadi tanda dimulainya Upacara Sodoran, bagian utama dari rangkaian upacara Karo. Perjumpaan tersebut melambangkan bersatunya roh leluhur, cikal bakal manusia, yakni laki-laki dan perempuan. (cho/saw)