Pemkab Probolinggo Inventarisir Emisi Gas Rumah Kaca

944

Kraksaan (wartabromo.com) – Anomali perubahan iklim yang terjadi saat ini, banyak dipengaruhi oleh emisi gas rumah kaca (GRK). Untuk menekan itu, Pemerintah kabupaten Probolinggo melakukan inventarisasi GRK untuk memetakan dan menurunkan emisi GRK secara signifikan.

Kabupaten Probolinggo berkomitmen untuk menurunkan standar emisinya sebesar 8 persen atau 134.125 ton karbondioksida atau CO2e pada tahun 2025. Dinas Lingkungan Hidup (DLH), sebagai leading sector telah menyiapkan beberapa strategi untuk menurunkan emisi GRK.

Ada delapan strategi untuk itu, diantaranya strategi terpadu efisiensi dan afektifitas energi, strategi pencegahan dan penaggulangan bencana, strategi rehabilitasi hutan. Serta lima strategi lagi dibahas bersama DLH menggandeng 15 organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya, dalam tim kerja advis.

Baca Juga :   Modal Nekat, Nur Hidayat, Sukses Bertani Organik (1)

Dinas itu antara lain Bappeda, BPBD, Dinas Peternakan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Diskominfo serta dinas lainnya yang berada dilingkungan Pemkab Pobolinggo. Nantinya tim kerja advis itu, menyiapkan basis data yang kemudian akan diinvetarisasi dan dirangkum serta dihitung untuk mendapatkan gambaran pasti seberapa parah dampak GRK.

“Kami mengawalinya lewat kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim untuk kemudian dilakukan pengaplikasian delapan strategi terpadu guna mengurangi dampak dari emisi GRK,” ujar Kepala Bidang Pemeliharaan Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Probolinggo, Zaenal Ansori, Kamis (14/9/2017).

Beberapa aksi yang telah dilakukan antara lain program konservasi energi, pengelolaan sampah atau limbah, pengembangan energi baru dan terbarukan. Kemudian ada upaya restorasi lahan dan ekosistem, seperti program penanaman pohon, mangrove dan konservasi terumbu karang. Selain itu ada efisiensi proses produksi, sistem pemberian kredit usaha yang memenuhi standar lingkungan, dan lain sebagainya.

Baca Juga :   Imbas Banjir Pasuruan, Ratusan Kapal di Pelabuhan Rusak

“Langkah-langkah nyata itu dilakukan pemkab secara bertahap. Pelatihan dan sosialisasi terus diperkuat, serta diimbangi dengan edukasi pada masyarakat akan bahaya emisi gas rumah kaca pada lingkungan hidup,” terang Kadiskominfo setempat Tutug Edi Utomo.

Langkah nyata itu, untuk mengurangi dampak perubahan iklim sebagai dampak dari emisi GRK. Dampak perubahan iklim akan semakin meluas dan merugikan manusia, jika tanp diimbangi tindakan nyata. “Contohnya adalah kebakaran lahan, sebagai akibat dari terjadinya kekeringan panjang, itu juga dampak dari emisi GRK yang semakin tak terkontrol,” kata Tutug. (saw/saw)