Sudah Mulai Hujan, Pemkab Pasuruan Pangkas Target Produksi Garam

899

Pasuruan (wartabromo.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan turunkan target produksi garam menjadi sekitar 14.515,2 ton dari target tahun 2017 sebelumnya sebanyak 18.144 ton. Pemangkasan target menjadi setara 80% itu disebut-sebut, salah satunya karena saat ini sudah mulai memasuki musim penghujan.

Kabid Usaha Perikanan pada Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan, Soegeng Subijanto menegaskan, meskipun hujan sudah mulai turun, produksi garam di Kabupaten Pasuruan masih terus berjalan.

Belum tingginya Intensitas hujan menjadi salah satu alasan, pihaknya untuk memanfaatkan sisa waktu, menggenjot produksi.

Dijelaskannya, mulai Juli 2017 hingga Oktober 2017, total produksi di lahan seluas 243,2 hektar, mencapai 11.948,55 ton (65,85%), terbagi dalam dua jenis garam kualitas produksi (KP). Garam KP 1 sebanyak 10.281,6 ton dan garam KP 2 sekitar 1.667 ton.

Baca Juga :   Abang-abang Lambe Pasoeroean Djaman Bijen

Dengan mengoptimalkan sisa waktu sebelum musim penghujan, Pemkab Pasuruan mencoba realistis, dengan hanya mengejar target sampai 80% atau 14.515,2 ton dari target produksi garam tahun ini.

“Kalau sampai 100% mungkin masih belum bisa, kalau hujan sudah deras-derasnya. Tapi kalau seandainya belum hujan atau intensitasnya rendah, maka kami optimis produksi garam bisa kami kejar sampai target terpenuhi,” imbuhnya.

Ditambahkan Soegeng, para petani garam sepertinya sudah mulai menikmati hasil dari produksinya saat ini.

Pasalnya, harga garam di pasaran terdapat peningkatan cukup siginifikan, yakni mencapai Rp 3000-Rp 3600 per kilogram untuk KP-1. Sedangkan garam KP-2 terpatok pada kisaran harga mulai dari Rp 950-Rp 2900.

Baca Juga :   Pelatih Panjat Tebing Asal Probolinggo Selamat Dari Bencana Palu

Kenaikan harga tersebut diperkirakan adanya tingginya jumlah permintaan akibat menipisnya stok garam lokal di dalam negeri.

“Tahun ini adalah berkah bagi para petani garam, karena di saat produksi garam di tanah air sedang lesu. Dampaknya adalah harga garam yang naik, sehingga petani pun bisa tersenyum lebar dan semangat untuk terus memproduksi garam,” urai pria berkumis itu. (mil/ono)