Jalur Melengkung, Perlintasan KA Jalan Mas Mansyur-Anggrek Ditutup

919

Probolinggo (wartabromo.com) – PT Kereta Api (PT KAI) Indonesia bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Probolinggo, sejak 1 Desember 2017 menutup perlintasan KA di jalan KH. Mas Mansyur dengan Jalan Anggrek, Kecamatan Mayangan. Penutupan itu dilakukan untuk keamanan perjalanan kereta api dan pengguna jalan.

Humas Daops 9 PT KAI, Lukman Arif menuturkan, lintasan yang berada antara jalan KH. Mansyur dan jalan Anggrek itu, berada di jalur kereta api yang melengkung. Sehingga, sangat membahayakan baik bagi perjalanan kereta api maupun warga yang melintas.

“Pandangan masinis saat berbelok terhalang oleh sejumlah bangunan. Begitu juga dengan warga yang hendak melintas di perlintasan ini, tak bisa leluasa melihat datangnya kereta api dari kejauhan,” ujar Lukman di lokasi.

Baca Juga :   Ketua DPP Nasdem Kritik Sistem Kampanye Pilkada

Sehingga dengan alasan keamanan itulah, Daops 9 PT Kereta Api (PT KAI) Indonesia bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Probolinggo, melakukan penutupan secara permanen mulai per 1 Desember 2017.

“Pertimbangan menutup jalur perlintasan sebidang ini demi keamanan, baik perjalanan kereta api maupun pengguna jalan. Makanya, diputuskan agar perlintasan itu ditutup,” katanya.

Dengan begitu, warga yang biasanya menyeberang di perlintasan tersebut harus mencari jalan lain. Dengan ditutupnya perlintasan ini, warga yang hendak menyeberang dapat menggunakan jalur alternatif. Penyeberangan alternatif itu, yakni melalui Jalan Banda yang berjarak sekitar 300 meter dari perlintasan ini.
“Sebelah timur ada perlintasan lain. Perlintasan itu sudah berpalang pintu. Sehingga, lebih aman bagi warga yang akan melintas,” jelas Lukman.

Baca Juga :   Teh Klaras Khas Probolinggo Tembus Negeri Jiran

Terpisah, Kepala Dishub Kota Probolinggo Sumadi membenarkan, adanya rencana penutupan perlintasan sebidang itu. Menurutnya, penutupan perlintasan itu atas permintaan Daops 9 PT KAI.
“Alasannya demi keamanan, karena perlintasan itu ada di tikungan rel. Sehingga, tidak aman baik bagi perjalanan kereta maupun warga yang melintas,” ujarnya. (lai/saw)