Warga Tiris Khawatir Banjir Bandang Susulan

1162

Probolinggo (wartabromo.com) – Banjir bandang melanda wilayah Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, Kamis (1/2/2018) lalu, menyimpan trauma bagi warga. Mereka masih khawatir banjir bandang susulan lebih besar terjadi.

Banjir bandang yang melanda kawasan Tiris, merupakan yang terparah. Meskipun tidak ada korban jiwa, namun warga tetap ketakutan. Apalagi, ancaman banjir bandang susulan bisa saja terjadi. Sungai Pekalen yang awalnya hanya 15 meter, kini semakin lebar menjadi 30 meter.

“Kami masih was-was dengan banjir susulan, karena musim hujan masih panjang. Banjir yang melanda dua hari yang lalu, membuat kami trauma, karena selama ini tidak pernah terjadi banjir bandang yang sangat besar. Biasanya banjir hanya sebatas ketinggian sungai,” tutur Zainuddin, Sabtu (3/2/2018).

Baca Juga :   Belajar ke Puslitkoka Jember, Petani Kopi di Pasuruan Disiapkan Anggaran Rp. 650 Juta

Berdasarkan data dari Kecamatan Tiris, selain membuat sejumlah infrastruktur mengalami kerusakan, juga menyebabkan 102 kepala keluarga (KK) di Desa Tiris terisolasi. Ratusan warga yang terisolasi itu disebabkan karena empat jembatan di Desa Andungbiru dan Desa Tiris putus. Diantaranya, satu unit di Dusun Sumberkapong, Desa Andungbiru; satu unit di Dusun Jambuan, Desa Tiris; serta dua unit di Dusun Tunggangan, Desa Tiris. “Yang jelas itu tidak bisa melintas. Ya, terisolir (terisolasi, Red),” kata Camat Tiris Roby Siswanto.

Selain itu, puluhan hektar sawah rusak. Rinciannya, di Desa Andungsari ada 50 hektare sawah yang ditanami cabai, sengon, dan padi gagal panen. Kemudian, infrastruktur jalan sepanjang 3 kilometer dari Dusun Kedaton hingga Dusun Lawang Kedaton tergerus air.

Baca Juga :   Terseret Banjir Sungai di Bangil, Pemotor asal Malang Selamat

Kerugian lainnya, empat unit motor; 65 ekor ayam; tiga lokal kamar mandi, dan tempat parkir di SDN 1 Andungbiru, hanyut terbawa arus. Satu rumah warga di Desa Andungbiru juga dilaporkan mengalami rusak berat. Sementara di Desa Tiris, 8 kandang milik warga hanyut terbawa arus.

“Dampak banjir ini, menjadi tanggungjawab bersama. Kita harus duduk bersama. Bidang pertanian, kehutanan, perkebunan. Kemudian dari PU, BPBD. Jadi kami belum bisa memastikan proses rehabilitasi, tapi kita usahakan secepatnya sudah ada solusinya,” tandas Robby. (saw/saw)